Cerita Anak Gembong Preman, Hingga Rahasia Besar Terungkap
Awal mula mempertanyakan apa sesungguhnya pekerjaan sang ayah gara-gara rentetan peristiwa sepele.
Kedekatan Wulan dan ayahnya, yang sebetulnya semakin erat, terpaksa berakhir. Gun Jack meninggal pada 2011 akibat limfoma - kanker kelenjar getah bening yang menggerogoti kekebalan tubuh. Sejak itu, bagi Wulan, Yogyakarta tidak lagi sama. Sepeninggal Gun Jack, Yogyakarta dikuasai kelompok preman baru.
Para preman berusia muda ini sering menggunakan intimidasi. Tak jarang mereka memaksa seniman liberal dan aktivis Yogyakarta menghentikan acara-acara bertema sosial dan kritis pada pemerintah. Motivasi dan metode gerombolan preman generasi baru ini, menurut Wulan, jauh berbeda dibandingkan dengan era Gun Jack.
Wulan ingat, sekalipun tak menutup-nutupi statusnya sebagai preman, ayahnya adalah pria yang berusaha mendirikan peternakan agar para pekerja seks transgender dapat memiliki pekerjaan layak. Gun Jack punya kepedulian yang kuat pada kaum-kaum terpinggirkan.
Ini pembeda Gun Jack dari preman yang sekarang menguasai Yogya: Dia bisa berbaur. Dia rutin bertemu tukang becak, pedagang angkringan di segala penjuru, serta para pedagang kaki lima. Gun Jack rutin memberi bantuan sembako bagi janda-janda miskin seputaran Badran saat masih berkuasa.
Dia bahkan menjadi inisiator pendirian masjid. Berdasarkan catatan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ulil Amri, yang mendalami telaah sosiologis premanisme Yogyakarta kurun 2004-2005, Gun Jack memprakarsai pembangunan 18 masjid semasa hidupnya.
Doni merasa ayah angkatnya bukan sembarang preman. Kehadiran Gun Jack membuat kawasan-kawasan pelacuran kumuh di Yogyakarta, dalam istilahnya, menjadi "punya wibawa". Terutama sentra jasa prostitusi Pasar Kembang, dan Ngebong di pinggiran rel Stasiun Tugu. Walaupun di sana berkumpul pemabuk, pelacur, pencuri, hingga pemadat, semua penghuninya bersatu menjadikan Gun Jack sebagai bapak mereka semua.
Sekarang Doni menilai para preman penerus Gun Jack lebih sibuk bersaing antar geng tanpa memperhatikan kalangan minoritas.
"Bagi orang-orang yang hidup di jalanan sekarang sih kondisinya kacau," ujarnya. "Mereka saling baku hantam demi kekuasan dan harta belaka. Mereka butuh seorang figur yang bisa memberi contoh, figur yang bisa mengajari bagaimana cara hidup di jalanan secara terhormat dan menghargai sesama dan tetangga sekitar."
Doni tak mempersoalkan bila ayah angkatnya dikenang sebagai preman. Tapi dia ingin Gun Jack diakui sebagai preman baik. "Dia adalah seorang panutan," ujarnya.
"Gun Jack selalu memperhatikan kaum-kaum yang terpinggirkan. Ketika beliau masih hidup, area Pasar Kembang dihormati. Sekarang, rasa hormat itu sudah lenyap."