Siasati Turunnya Harga Cengkit, Petani Anambas Pilih Panen Sendiri. Risikonya Jatuh dari Pohon!
Menyiasati harga cengkih rendah, petani Anambas terpaksa tak mengupah orang memanen. Risikonya jatuh dari pohon karena banyak pohon harus dipanjat
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, ANAMBAS - Pemilik lahan cengkih di Anambas memutar otak untuk menyiasati turunnya harga cengkih. Haris warga Rekam Desa Tarempa Barat Daya Kecamatan Siantan terpaksa harus memetik buah cengkih di lahan miliknya.
Dengan harga cengkih yang saat ini turun menjadi Rp 70 ribu per kilogram dari harga Rp 106 ribu per kilogram pada tahun 2016, ia mengaku masih memperoleh untung meskipun harus mengeluarkan tenaga termasuk dengan konsekuensi terjatuh dari pohon.
"Kalau pakai orang, tentu pakai upah. Sementara, harga cengkih saat in sedang turun," ujarnya Minggu (29/1/2016). Haris menambahkan, upah panjat untuk memetik buah cengkih biasanya mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Namun, harga upah panjat saat ini cenderung turun menyesuaikan dengan harga cengkih pada saat ini.
"Harapan kami harga cengkih ini bisa naik. Ini lah harapan selain dari hasil ikan. Untuk biaya anak sekolah di luar seperti kami ini," ungkapnya. Awie petani cengkih lainnya terpaksa mengeluarkan biaya lebih besar untuk membayar upah panjat untu mengambil cengkih. Selain karena pohon yang banyak, harga cengkih yang turun menjadi hal yang dikeluhkan warga Rintis Kecamatan Siantan ini.
"Jujur kewalahan kami. Pohon ada belasan. Satu hari pun belum tentu siap. Belum lagi dengan harga cengkih yang saat ini cenderung turun," ujarnya. (*)