Kasus Mutilasi Anggota DPRD
Rencana Beri "Pelajaran" Berubah Menjadi "Kecelakaan". Gara-gara Korban Melakukan Ini!
Brigadir mendapat laporan mengejutkan dari Anton. Rencana beri "pelajaran" berubah menjadi "kecelakaan" gara-gara korban melawan!
Dua jam kemudian, Anton menghubungi Medi. Anton mengatakan terjadi 'kecelakaan' dan akan ke rumah Medi habis magrib.
Anton datang ke rumah Medi membawa mobil Innova Pansor.
"Anton bilang Pansor melakukan perlawanan sehingga dilumpuhkan dengan senjata api dan mayat Pansor ada di kardus di belakang mobil," cerita Medi.
Medi kaget dan panik. Anton kemudian meminta uang untuk melarikan diri. Medi memberikan uang Rp 2,5 juta sisa uang pemberian Umi Kalsum.
Medi akhirnya menghubungi Tarmidi (sudah divonis) dan mengajaknya membuang mayat di Martapura, OKU Timur, Sumatera Selatan.
Keesokan harinya, Umi menghubungi Medi menanyakan informasi tentang pemberian "pelajaran" kepada Pansor dan Yulinar.
Medi pun memberitahu bahwa Pansor melakukan perlawanan sehingga terjadi 'kecelakaan'. "Saya meminta maaf ke Umi dan atur rencana agar Umi tidak terbawa-bawa," terang Medi.
Pada saat itu, tutur Medi, Umi ketakutan. "Umi bilang takut dibuang oleh keluarga Pansor karena ada adiknya yang bupati. Umi juga takut diusir dari rumah Pansor," ujar Medi.
Tak lama berselang, Medi kembali dihubungi Anton yang meminta uang Rp 50 juta untuk melarikan diri.
Anton berjanji tidak akan menyeret Medi jika tertangkap polisi atas kasus pembunuhan Pansor.
Medi akhirnya memutuskan untuk menjual mobil Innova Pansor. Medi bersama Tarmidi menemui Anton di Merak, Banten. Medi menyerahkan mobil ke Anton.
Empat hari kemudian, Medi menyuruh Anton membawa mobil itu kepada Ruslin, anggota Kostrad Cijantung. Medi menjualnya seharga Rp 45 juta.
Sakit Hati
Medi mengaku punya alasan mengapa baru sekarang mengungkap keterlibatan Umi Kalsum. Ia mengaku tidak terima karena selama ini selalu dicaci maki oleh Umi dan kerabatnya.
"Saya selalu dicaci maki oleh istri Pansor, Umi Kalsum dan keluarganya, mulai dari pembacaan dakwaan hingga replik kemarin. Itu sangat menyakitkan hati saya. Saya tidak tahan lagi sehingga dalam persidangan ini saya ungkapkan sebenarnya ada peran Umi Kalsum dalam terbunuhnya Pansor," jelas Medi.
Medi mengaku sebelumnya ingin menyimpan rahasia ini dan siap menanggung hukumannya.
"Akan tetapi karena ada orang-orang yang tahu penyebab kematian dan tahu siapa pelaku sebenarnya, tapi selalu menghakimi saya sebagai pelakunya, itu sangat menyakitkan sekali dan menyinggung perasaan saya," ucapnya.
"Saya mengungkapkan hal ini bukan karena saya takut untuk menerima hukuman atas apa yang saya lakukan dan bukan fitnah untuk mencari sensasi," ucapnya.(*)