Semenanjung Korea Memanas

Hacker China Coba Menyusup ke Sistem Antirudal THAAD. Apa Tujuannya?

Di tengah memanasnya ketegangan nuklir Korea Utara dan Amerika Serikat, hacker atau peretas asal China menambah percikan api.

Wikipedia
Sistem antirudal balistik THAAD yang menjadi ketegangan baru Semenanjung Korea 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Di tengah memanasnya ketegangan nuklir Korea Utara dan Amerika Serikat, hacker atau peretas asal China menambah percikan api.

Pakar keamanan siber AS mengatakan, China secara teratur menggunakan spionase untuk meretas sistem antirudal THAAD yang saat ini diinstal di Korea Selatan.

Juru bicara pemerintah Korea Selatan kepada CNN mengatakan, pihaknya telah melakukan intervensi untuk menghentikan para hacker tersebut.

Pejabat China menolak keterlibatan apapun dalam peretasan tersebut dan tetap meminta agar penggunaan THAAD ditinjau kembali.

Program pertahanan anti-rudal ini menimbulkan perdebatan luas, termasuk di Korsel sendiri.

THAAD dibangun di bekas lapangan golf di wilayah selatan Seongju.

Kedatangan alat ini disambut oleh ratusan demonstran, beberapa di antaranya terlibat bentrok dengan polisi.

Seorang pakar siber AS mengatakan bahwa China secara teratur menggunakan spionase untuk meretas THAAD tersebut.

Sistem antirudal THAAD mulai diinstal di Korsel, Rabu (26/4/2017) lalu untuk menghentikan ujicoba rudal nuklir Korea Utara.

THAAD atau Terminal Altitude Area Defense ini tiba di Osan Air Base pada tanggal 6 Maret 2017 di Pyeongtaek, Korea Selatan.

Sistem pertahanan rudal ini bekerja dengan jaringan radar untuk menangkap ancaman yang masuk.

Pusat komando kemudian mengirimkan sebuah sinyal ke peluncur THAAD yang langsung menembakkan misil antirudal untuk menembak jatuh rudal yang ditembakkan.

John Hultquist, direktur analisis spionase cyber di FireEye kepada CNN mengatakan,China menggunakan spionase cyber secara cukup teratur saat kepentingan China.”

"Kami memiliki bukti bahwa mereka menargetkan setidaknya satu kelompok yang terkait dengan penempatan rudal tersebut."

Pernyataan ini didukung oleh sebuah pernyataan resmi dari Kemenlu Korsel Seoul yang menyatakan bahwa ada serangan cyber dari China namun berhasil digagalkan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved