Apa Itu Bitcoin? Tebusan yang Diminta Hacker Terkait Virus Ransomware WannaCry
Mata uang digital yang hadir pada Januari 2009 ini memiliki sistem yang jauh berbeda dari uang konvensional
Mata uang yang bisa dikonversikan ke mata uang lain ini memulai debutnya dengan nilai satu bitcoin setara kurang dari 1 dollar AS dan terus menunjukkan nilai yang fluktuatif.
Situs seperti Preev.com menunjukkan secara sederhana berapa nilai satu unit bitcoin (1 BTC) dalam mata uang konvensional.
Misalnya, pada 16 Mei 2017 pukul 16.30 WIB, nilainya adalah 1.700 dollar AS (Rp 22,6 juta).
Bitcoin bisa digunakan untuk berbagai hal, misalnya untuk pembelian barang pada toko (baik online maupun fisik) yang menerimanya.
Lihat saja pada bitcoinstore.com, pengguna dapat membeli barang elektronik, termasuk kamera, instrumen musik, dan komputer. Bahkan terdapat kasino bitcoin, seperti SatoshiBet.
Perkembangannya terlihat dengan semakin banyaknya merchant yang menerima pembayaran dengan bitcoin.
Termasuk nama-nama besar seperti wordpress.com, namechap.com, serta reddit.com.
Desentralisasi
Pencetus Bitcoin adalah sosok bernama Satoshi Nakamoto.
Diduga sosok ini adalah nama samaran yang bisa jadi digunakan oleh sekelompok orang.
Identitas aslinya masih belum diketahui.
Nakamoto sejak awal merancang bitcoin sebagai sistem terdesentralisasi.
Berbeda dengan uang konvensional, tak ada satu lembaga yang bisa melakukan kebijakan yang berdampak pada nilai mata uang ini.
Sedangkan mata uang konvensional selalu memiliki sebuah otoritas sentral.
Bitcoin pun, terutama di masa-masa awalnya, jadi alternatif bagi mereka yang tidak suka memercayai pemerintah, bank pusat, atau institusi pihak ketiga untuk menjaga nilai dari mata uang dan menjamin transaksi pengguna.
Di Bitcoin, semua itu digantikan dengan menggunakan perhitungan matematika dan kriptografi.