Ledakan di Kampung Melayu
Alat-alat Pembuat Bom Dibeli di Padalarang Dua hari Sebelum Beraksi. Pelaku Terkait ISIS
Dua tersangka pelaku bom bunuh diri di kampung Melayu membeli alat-alat untuk perakitan bom tiga hari sebelum beraksi.
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua tersangka pelaku bom bunuh diri di kampung Melayu membeli alat-alat untuk perakitan bom dua hari sebelum beraksi.
Hal itu terungkap dari temuan faktur belanjaan di Padalarang, Jawa Barat, di lokasi bom meledak di Kampung Melayu.
Dua pelaku diduga terkait Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), kata polisi, Kamis (25/5/2017.
Juru bicara kepolisian mengatakan, bahan peledak kelas rendah yang serupa dengan jenis yang digunakan dalam serangan Februari di Purwakarta, Bandung.
Pelaku membeli panci, piring aluminium, bantalan bola, pengalih kabel, dan alat pembuatan bom lainnya untuk dijadikan bom panci atau dikenal sebagai pressure cooker bomb,
Kepolisian juga menduga bahwa pelaku bom juga terkait dengan jaringan Poso, Sulawesi Tengah.
Baca: TERUNGKAP. Bom yang Meledak di Kampung Melayu Jenis Bom Panci
Baca: Bom Panci Pernah Jadi Olok-olok. Padahal Ledakannya Dahsyat. Bagaimana Cara Kerjanya?
Baca: Saat Menolong Polisi, Sopir Kopaja Ini Tersambar Ledakan Bom Kedua
Solihin alias Ahmad Sukhri diketahui adalah staf administrasi di Darul Anshor, sebuah kelompok militan di Poso, dan pelaku lainnya Ichwan Nurul Salam, seorang pria berusia 34 tahun dari Bandung.
Polisi yakin para tersangka memiliki hubungan dengan ekstremis di Sulawesi Tengah, sisa-sisa kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang beroperasi di Poso.
Pemimpin MIT Santoso, yang juga dikenal sebagai Abu Wardah, dan seorang pejuang MIT lainnya, tewas dalam baku tembak tahun lalu.
Santoso dan anak buahnya dari MIT telah berjanji setia kepada ISIS.
Polisi yang menjadi sasaran bom ini baru saja mengawal kegiatan pawai obor untuk menyambut Bulan Ramadan di kawasan tersebut.
Pada 5 Juli tahun lalu, beberapa hari sebelum puasa berakhir, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya sendiri setelah dia dihentikan oleh petugas untuk memasuki markas polisi setempat di kota Solo.
Pengebom tersebut menggunakan bahan peledak kelas rendah di dalam bom rakitan, yang seperti alat peledak improvisasi (IEDs), berisi bantalan bola dan sekrup, dan mencoba menyerang polisi saat mereka melaporkan adanya pergeseran tersebut.

Densus 99 Banser NU juga menduga pelaku bom Kampung Melayu terkait Jamaah Ansoru Daulah.
PP GP Ansor menyatakan, peristiwa teror bom tersebut sebagai tindakan keji, dan biadab terhadap kemanusiaan.
"Teror bom ini tindakan keji dan biadab. Orang tidak berdosa menjadi korban," tandas Komandan Densus 99 Banser Nuruzzaman, Kamis (25/5/2017).
Berdasarkan analisis Densus 99 Banser, teror bom bunuh diri di Halte Bus TransJakarta di Kampung Melayu sudah direncanakan.
"Ini (teror bom) terkait dengan instruksi dari ISIS internasional untuk melakukan serangkaian aksi terorisme di beberapa tempat baru-baru ini," jelas Nuruzzaman.
Dia menyebutkan beberapa peristiwa terorisme di beberapa negara merupakan perintah langsung ISIS internasional.
Di antaranya, tindakan menabrak massal kerumunan orang di New York City's Times Square pada 18 Mei 2017; aksi bom bunuh diri di Irak belum lama ini; bom bunuh diri konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Senin (22/5/2017) malam waktu setempat.
Kemudian, pendudukan yang berujung pada baku tembak dengan sekelompok orang yang diduga ISIS di wilayah Marawi, Filipina pada Selasa (23/5/2017).

"Khusus aksi ISIS di Marawi, Filipina, banyak didukung anggota Jamaah Ansoru Daulah (JAD) Indonesia," katanya.
Nuruzzaman mengatakan, jika dilihat dari konteks nasional, bom bunuh diri di Kampung Melayu tersebut adalah merupakan aksi balas dendam pihak JAD karena anggota tewas di Tuban, Lumajang, dan Poso oleh aparat kepolisian.
"Ada dugaan mengarah pada Rois Darmawan. Dia marah dan balas dendam karena salah satu pelaku terorisme yang ditembak mati oleh polisi adalah saudaranya Rois," ujar Nuruzzaman, yang juga dikenal sebagai pengamat terorisme ini.
Sejauh ini ada tiga orang yang masih bisa menfatwakan anggota Ansoru Daulah untukteror bom, yakni Aman Abdurrahman, Rois Darmawan, dan Brekele alias Mujadid alias Syaiful Anam.
"Tiga orang ini yang masih bisa menfatwakan untuk melakukan amaliyah jihad. Karena yang bisa menjenguk di penjara hanya keluarga mereka, bisa jadi perintah jihad diberikan melalui keluarganya," kata Nuruzzaman.
"Sel jaringan mereka makin kecil dan terputus. Hanya dengan 2-3 orang bisa melakukan teror," ujarnya.
Nuruzzaman mengimbau, dengan masih adanya aksi teror di negeri ini, pihaknya berharap pemerintah, tetap terus melakukan sejumlah langkah kontra radikalisme.

Polisi juga menduga, teror di Kampung Melayu diduga diilhami oleh teror dalam konser Ariana Grande di Manchester, Senin malam.
Teorr itu menewaskan 22 orang dan 119 lainnya luka-luka, yang semuanya penonton konser.
Tiga petugas polisi dan dua penyerang telah dikonfirmasi tewas dalam ledakan tersebut, yang berlangsung lima menit di terminal Kampung Melayu
Bom pertama diledakkan di luar toilet umum dan yang kedua di dekat halte bus berjarak sekitar 10 meter.