Liburan, Main Salju Bareng Chipsley di Snow City, Yuk!

Walaupun sudah mengenakan mantel, sarung tangan dan sepatu khusus, tetap saja hawa sejuk menyelinap ke dalam tubuh.

Penulis: Dewi Haryati |
TRIBUN BATAM/DEWI HARYATI
Anak-anak bermain salju di Snow City, Singapura 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Sebuah patung es beruang kutub menyambut kedatangan kami--rombongan wartawan dari Batam, saat akan memasuki arena Snow City di Singapura, Jumat, pekan lalu.

Tak kalah memesona dengan hamparan salju putih, selayaknya di Kutub Utara yang ada di depan mata. Lengkap dengan boneka salju, rumah Igloo--rumah penduduk suku Eskimo di Kutub Utara.

Di bawah suhu minus 8 derajat Celcius ini, sesekali tubuh kami akan merespon dengan menggigil. Brrr, dingin.

Walaupun sudah mengenakan mantel, sarung tangan dan sepatu khusus, tetap saja hawa sejuk menyelinap ke dalam tubuh.

Namun tak menyurutkan rasa ketertarikan kami terhadap wahana salju yang beralamat di 21 Jurong Town Hall Rd, Singapura itu.

Baca: Tiga Pemda di Kepri Raih Opini WTP dari BPK Kepri

Baca: Iga Bakar Lada Hitam, Bumbunya Meresap sampai ke Tulang

Baca: Jangan Cuma Selfie, Instagram Bisa Jadi Ladang Rupiah. Intip Rahasianya

Begitu pun dengan sejumlah anak kecil yang berada di depan kami. Didampingi orangtua, mereka terlihat kegirangan bermain butiran salju. Berlari-lari, tak jarang diwarnai aksi saling lempar bola-bola salju.

Arena ini cukup luas dan berada di ketinggian yang masih masuk kategori aman untuk bermain. Di atas ketinggian itu, dua orang petugas akan memandu satu per satu pengunjung saat akan bermain seluncuran di atas butiran salju buatan.

Dan aaaaa...., kebanyakan dari pengunjung meluapkan kegembiraannya dengan berteriak sekeras mungkin, saat tubuh mereka meluncur.

Di balik tampilannya ini, Snow City tidak hanya menjadikan dirinya sebagai wahana bermain, khususnya untuk anak-anak.

Tetapi juga membawa pesan edukatif untuk keselamatan dunia. Yang terbaru, kini ada karakter singa laut berkacamata, dan berdasi kupu-kupu lucu di Snow City.

Dialah Chipsley. Sosok Chipsley ini akan menyambut kedatangan pengunjung saat memasuki arena dalam Snow City. Tak sendirian, Chipsley diceritakan memiliki sebuah keluarga dengan satu istri dan dua anak.

"Perkenalkan ini Chipsley. Chipsley dan keluarganya tinggal di Kutub Utara. Karena pemanasan global, Chipsley mengungsi ke Singapura," kata General Manager Snow City, Norazani Shaiddin kepada Tribun.

Dia melanjutkan, kedatangan Chipsley ke Singapura tersebut membawa pesan, agar setiap orang berpartisipasi dalam menyelamatkan perubahan iklim.

Cara paling mudahnya, yakni dengan menghemat penggunaan lampu, begitupun dengan hemat air, dan beberapa tindakan lainnya.

Norazani memberi contoh dari kisah Chipsley. Dampak perubahan iklim di daerah kutub, hal itu membuat mencairnya es dan berakibat pada tingginya permukaan air laut.

Alhasil menutup pulau-pulau kecil di sekitarnya--tenggelam. Tentu saja hal itu akan berdampak pada makhluk hidup yang tinggal di pulau-pulau kecil itu.

"Mengapa karakter yang ditampilkan singa laut? Karena mereka ini mangsa pertama dari dampak perubahan iklim. Mereka tak bisa duduk di kampung mereka sendiri. Makanya mereka pindah dan memainkan peran untuk menyelamatkan iklim kepada dunia," kata Norazani yang saat itu didampingi sang kreator Chipsley, Benny Tay.

"Pesan kecil ke pengunjung, climate change akan memberi dampak negatif pada dunia suatu hari nanti. Kita semua bertanggungjawab untuk mengurangi dampaknya ini," sambung dia.

Nah, selama tiga bulan kedepan, karakter Chipsley akan menjadi ikon Snow City. Apalagi khusus Juni ini, manajemen Snow City memberikan penawaran menarik.

"Khusus untuk pengguna paspor Indonesia, kami memberikan promo beli dua tiket dewasa, gratis satu tiket untuk anak-anak. Harga satu tiket 18 dolar Singapura. Penawaran ini hanya berlaku khusus Juni," kata Norazani. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved