Darah Berceceran dan Anjing Menggonggong, Ternyata Ada Mayat Pembunuhan Sadis!

Darah Berceceran dan Anjing Menggonggong, Ternyata Ada Mayat Pembunuhan Sadis!

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Jenazah Ni Wayan Uyut (75) yang tewas akibat dibunuh, Gianyar, Kamis (8/6/2017) 

BATAM. TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – Tangis warga pecah di ladang bunga semaga milik I Wayan Sudirta, di Banjar Marga Tengah, Desa Kerta, Payangan, Gianyar, Bali, Kamis (8/6/2017) pukul 17.00 Wita.

Baca: Terungkap! Inilah Jawaban di Balik Misteri Kebiasaan Presiden Soekarno Pakai Peci Miring!

Baca: Heboh! Pungut Iuran Bulanan, Ketua RT Dituntut 5 Tahun Penjara. Ini Pasal Jaksa!

Baca: Gerebek! Suami Kerja di Pengeboran Minyak, Istri di Rumah Didatangi Oknum Pejabat Pemko Malam-malam

Hal ini disebabkan, Ni Wayan Uyut (75) ditemukan tewas di jurang dengan luka tusukan di pinggang sebelah kanannya.

Pihak kepolisian menduga, kematian tersebut ulah cucu korban, AA (24).

Berdasarkan data kepolisian, AA merupakan pengangguran yang memiliki banyak catatan buruk.

Enam bulan lalu, ia menusuk ibu kandungnya hingga meninggal.

AA yang mengalami kebisuan sejak lahir ini juga sempat ditahan di Polsek Ubud lantaran mencuri.

Namun AA selalu lolos dalam proses peradilan lantaran dinyatakan mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali dan hasil olah tempat kejadian perkara oleh pihak kepolisian, sebelum tewas, korban diduga terlibat cekcok dengan cucunya, AA, Kamis sekitar pukul 05.00 Wita.

Percekcokan ini terkait uang.

Dalam kesehariannya, AA memang kerap meminta uang pada dadong (nenek) ini.

Diduga karena tidak diberi uang, AA pun marah dan menusuk Dadong Uyut.

Setelah itu, pelaku mengambil dompet yang selalu diikat di pinggang korban.

Untuk menghilangkan jejaknya, di tengah guyuran hujan AA pun menggendong tubuh korban ke ladang yang berjarak 100 meter dari rumahnya.

Setelah itu, ia pun melemparkan tubuh Dadong Uyut ke jurang di sebelah ladang.

Mayat korban ditemukan pemilik ladang, Sudirta, saat akan memetik buah semaga.

“Saat berada di ladang, Pak Sudirta curiga karena ada banyak bercak darah di tanah, dan anjingnya terus menggonggong. Saat dicek, ternyata di pinggir jurang ada kaki, karena takut, ia pun melapor ke saya, lalu kami melapor ke polisi,” ujar Kelian Banjar Marga Tengah, I Kade Dwi Wedhana.

Kapolsek Payangan, AKP Gede Hendrawan saat ditemui di TKP mengakui pelaku pembunuhan ini diduga cucu korban.

Pihaknya bersama Satreskrim Polres Gianyar sedang mencari AA, yang telah meninggalkan rumah sejak pukul 05.00 Wita.

Anak korban, I Wayan Putra Yasa, yang juga ayah kandung AA berharap polisi segera menangkap dan memproses AA secara hukum.

Sebab ia sudah kehabisan akal untuk membuat anaknya tersebut jera.

“Kami sangat berharap, polisi bisa segera menangkap anak saya. Saya menduga anak saya pelakunya, dan ini karena uang. Anak saya sering minta uang sama ibu saya. Mungkin karena tidak dikasih, ia melakukan perbuatan ini,” ujar Yasa dengan suara parau.

Kelian Banjar Marga Tengah, I Kade Dwi Wedhana mengatakan, jenazah korban dikuburkan malam itu juga.

Dan setelah proses pemakaman selesai, pihaknya akan merapatkan semua warga untuk membahas ritual mecaru.

Sebab, menurut dia, kasus ini telah membuat kawasan Banjar Marga Tengah menjadi leteh (kotor secara niskala).

Terkait biaya pecaruan, kata dia, diperkirakan akan ditanggung keluarga dan dibantu krama banjar.

Sebab ini merupakan musibah yang tidak dikehendaki semua pihak.

“Setelah penguburan, akan dibahan ritual pecaruan untuk mengembalikan kesucian banjar,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved