Bikin Merinding! Wangi Daun Pandan dari Kamar, Firasat Sebelum Niko Tewas Terseret Ombak!
Bikin Merinding! Wangi Daun Pandan dari Kamar, Firasat Sebelum Niko Tewas Terseret Ombak!
Meski begitu, ia mengakui ada sedikit firasat sebelum Niko pergi berlibur ke pantai bersama teman-temannya.
"Memang hari Rabu itu kamar Niko wangi daun pandan. Padahal saya tidak menanam pohon pandan. Wangi pandan itu kemudian menyebar ke seluruh ruangan. Mungkin itu firasat," kata Trisna kepada Tribun, kemarin.
Firasat akan kepergian Niko untuk selamanya juga dialami oleh Irsan Hasan Basri, ayah dari Niko.
Menurut Irsan, sebelum pergi ke pantai Niko membersihkan piring kotor yang menumpuk di dapur. Perilaku mencuci piring tersebut, sambung Irsan, di luar kebiasaan Niko sehari-hari.
"Saya juga heran kenapa anak saya sebelum pergi ke pantai itu bersih-bersih (tumpukan piring)," kata Irsan.
Meski begitu, Irsan dan Trisna menyatakan sudah mengikhlaskan kepergian Niko untuk selamanya. "Semoga khusnul khotimah," kata Irsan yang diamini Trisna.
Trisna menambahkan, Niko sebenarnya belum bersekolah di SMA Gadjah Mada. Niko baru didaftarkan ke SMA Gadjah Mada, sebagai siswa pindahan dari SMKN 5 Bandar Lampung.
"Dia tak mau melanjutkan sekolah. Tapi setelah didesak akhirnya dia mau (sekolah). Habis Lebaran ini rencananya dia sekolah di SMA Gadjah Mada, dan sudah saya daftarkan juga. Tapi mau bagaimana lagi. Kami sekeluarga sudah ikhlas," ucap Trisna.
Komandan Tim Pencarian Basarnas Lampung, Koman Liyo, mengatakan jasad Niko ditemukan pertama kali oleh masyarakat sekitar pukul 06.00 WIB.
"Korban yang mengenakan boxer biru dongker itu sudah terdampar dan ditemukan masyarakat lalu memberi kabar pada kita," kata Koman, Sabtu.
Tim SAR kemudian melakukan evakuasi jasad korban.
Sempat pegangan karang
Ahmad Miftahudin, rekan Niko yang selamat, menuturkan, mereka ke pantai beramai-ramai untuk berlibur.
"Kami ada 12 orang. Awalnya cuma foto-foto di batu pinggir pantai. Kemudian Niko (korban hilang) dan Rizky turun ke pantai mau cebur-cebur. Karena seru, kami turun juga ke pantai," jelas Ahmad via seluler kepada Tribun, semalam.
Sekira setengah jam berada di bibir pantai, sambung Ahmad, tiba-tiba ada hantaman ombak setinggi satu meter. Ahmad dan empat temannya, termasuk Niko, terseret ke tengah laut.
"Kami teriak minta tolong. Teman yang di atas teriak supaya lari ke batu. Setelah itu saya lemas," jelas dia.