Bikin Merinding! Wangi Daun Pandan dari Kamar, Firasat Sebelum Niko Tewas Terseret Ombak!
Bikin Merinding! Wangi Daun Pandan dari Kamar, Firasat Sebelum Niko Tewas Terseret Ombak!
BATAM. TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG-Jenazah Niko Taufiqurrahman (16), pelajar yang hanyut selama dua hari di Pantai Ketang, Kalianda, Lampung Selatan, akhirnya ditemukan pada Sabtu (1/7) sekitar pukul 06.00 WIB.
Baca: Curiga Istri Selingkuh, Pria Ini Pergoki Istrinya Lagi Beginian di Ranjang Pria Lain!
Baca: Obama Blak-blakan Puji Presiden Jokowi, Begini Pengakuan Mantan Presiden Amerika!
Baca: Edie Bikin Heboh Kodim Batam, Usai Jeprat-jepret Markas Ini. Begini Kejadiannya!
Cucu mantan Bupati Lampung Selatan periode 1960-1967, yang merangkap sebagai Ketua DPRD Lamsel, Hasan Basri, tersebut ditemukan sekitar 1,5 kilometer dari lokasi dia berenang.
Jenazah Niko langsung dibawa keluarga ke rumah duka di Jati Agung, Lampung Selatan.
Sekitar pukul 11.00 WIB, korban dimakamkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sinar Fajar, Labuhan Dalam, Bandar Lampung.
Niko hilang terset ombak setinggi satu meter saat berenang bersama teman-temannya di Pantai Ketang pada Kamis (29/6) sore.
Empat orang teman Niko juga sempat terseret ombak, namun berhasil menyelamatkan diri.
Niko sendiri sempat berpegangan pada batu-batuan karang yang ada di pantai.
Namun, pegangan itu terlepas karena hempasan ombak. Niko akhirnya terseret ombak dan hilang di tengah laut.
Di lokasi pemakaman, Irasan Hasan Basri dan Trisna Eka Wati, orangtua dari Niko, tak kuasa menahan kesedihan.
Trisna yang mengenakan jilbab cokelat itu beberapa kali histeris. Sejumlah kerabatnya berkali-kali menenangkan dan meminta Trisna merelakan kepergian Niko.
"Niko, dimaafin ya nak...dimaafin ya Niko," ujar Trisna di TPU, Sabtu (1/7).
Trisna mengatakan tidak menyangka liburan putra keduanya itu berakhir tragis.
Meski begitu, ia mengakui ada sedikit firasat sebelum Niko pergi berlibur ke pantai bersama teman-temannya.
"Memang hari Rabu itu kamar Niko wangi daun pandan. Padahal saya tidak menanam pohon pandan. Wangi pandan itu kemudian menyebar ke seluruh ruangan. Mungkin itu firasat," kata Trisna kepada Tribun, kemarin.
Firasat akan kepergian Niko untuk selamanya juga dialami oleh Irsan Hasan Basri, ayah dari Niko.
Menurut Irsan, sebelum pergi ke pantai Niko membersihkan piring kotor yang menumpuk di dapur. Perilaku mencuci piring tersebut, sambung Irsan, di luar kebiasaan Niko sehari-hari.
"Saya juga heran kenapa anak saya sebelum pergi ke pantai itu bersih-bersih (tumpukan piring)," kata Irsan.
Meski begitu, Irsan dan Trisna menyatakan sudah mengikhlaskan kepergian Niko untuk selamanya. "Semoga khusnul khotimah," kata Irsan yang diamini Trisna.
Trisna menambahkan, Niko sebenarnya belum bersekolah di SMA Gadjah Mada. Niko baru didaftarkan ke SMA Gadjah Mada, sebagai siswa pindahan dari SMKN 5 Bandar Lampung.
"Dia tak mau melanjutkan sekolah. Tapi setelah didesak akhirnya dia mau (sekolah). Habis Lebaran ini rencananya dia sekolah di SMA Gadjah Mada, dan sudah saya daftarkan juga. Tapi mau bagaimana lagi. Kami sekeluarga sudah ikhlas," ucap Trisna.
Komandan Tim Pencarian Basarnas Lampung, Koman Liyo, mengatakan jasad Niko ditemukan pertama kali oleh masyarakat sekitar pukul 06.00 WIB.
"Korban yang mengenakan boxer biru dongker itu sudah terdampar dan ditemukan masyarakat lalu memberi kabar pada kita," kata Koman, Sabtu.
Tim SAR kemudian melakukan evakuasi jasad korban.
Sempat pegangan karang
Ahmad Miftahudin, rekan Niko yang selamat, menuturkan, mereka ke pantai beramai-ramai untuk berlibur.
"Kami ada 12 orang. Awalnya cuma foto-foto di batu pinggir pantai. Kemudian Niko (korban hilang) dan Rizky turun ke pantai mau cebur-cebur. Karena seru, kami turun juga ke pantai," jelas Ahmad via seluler kepada Tribun, semalam.
Sekira setengah jam berada di bibir pantai, sambung Ahmad, tiba-tiba ada hantaman ombak setinggi satu meter. Ahmad dan empat temannya, termasuk Niko, terseret ke tengah laut.
"Kami teriak minta tolong. Teman yang di atas teriak supaya lari ke batu. Setelah itu saya lemas," jelas dia.
Menurut warga Kecamatan Kedaton ini, korban Niko sebenarnya bisa berenang. Sebab, saat terseret ombak, kelimanya berusaha berenang menuju bibir pantai.
Namun, upaya itu tidak berhasil karena ombak yang datang justru menarik mereka ke tengah laut.
"Kami sudah berenang, tapi ombaknya kayak narik ke belakang, bukan ke pinggir pantai. Kami juga sudah saling tolong," imbuhnya.
Ahmad mengatakan, Niko sempat berhasil berpegangan pada sebuah batu karang di sekitar pantai tersebut.
Namun, pegangan itu terlepas dan Niko terus terbawa ombak ke tengah lautan. "Terus ombak besar narik dia, jadinya lepas (pegangan batu)," ungkap dia.
Ahmad pun mengaku tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Ia cuma bisa melihat tangan Niko yang terus bergerak menjauh.
"Dia makin jauh, tangannya masih kelihatan, setelah itu hilang," ujarnya. (*)