Motion

Komunitas Ontel Batam Asli, Kerap Berdandan ala Soekarno-Hatta

Anggota Komunitas Ontel Batam Asli kerap berdandan sesuai dengan tema klasik model sepeda ontel yang identik dengan zaman perjuangan Indonesia.

TRIBUNBATAM/IAN PERTANIAN
Motion 

SETIAP ada kegiatan pawai dan acara pameran sepeda ontel, para anggota Komunitas Ontel Batam Asli (Koba) tidak pernah ketinggalan ikut serta.

Bahkan, mereka tidak hanya datang membawa sepeda, melainkan harus berdandan sesuai dengan tema klasik model sepeda ontel yang identik dengan zaman perjuangan Indonesia.

Misalnya, sang Ketua Kobe, Saptono, setiap kali akan pawai, pria paruh baya ini selalu berdandan dan berperan sebagai Presiden Indonesia pertama, Soekarno.

Setiap pameran dan kegiatan pawai, dirinya harus berkorban untuk memotong jenggot kesayangannya dan berdandan ala Presiden Soekarno.

Saptono pun harus memakai semua atribut dan pangkat tiruan yang identic dengan Presiden Soekarno.

"Meski panas terik dan hujan turun deras, semua atribut ala Soekarno tetap melekat sampai acara selesai,"kata Saptono kepada Tribun, belum lama ini.

Saptono, mengatakan atribut ala Soekarno dan Moh Hatta menjadi ciri khas yang selalu dikenakannya anggota Kobe ketika pawai atau kegiatan lainnya.

Biasanya, pawai tersebut merupakan undangan dari institusi pemerintah maupun swasta. Mereka juga kerap melakukan hal yang sama saat melakukan kegiatan sosial, seperti kunjungan ke panti asuhan.

"Komunitas kita ini menggambarkan kesederhanaan zaman dulu. Kita hendak mengajak masyarakat bahwa hidup sederhana itu sangat menyenangkan," kata Saptono.

Dia juga mengatakan dengan keserdehaan bukan berarti ketinggalan zaman, namun lebih kepada cara menikmati hidup.

"Hidup sederhana itu sebenarnya menyenangkan. Kita tidak pusing dengan apa kata orang, dan kita tidak pusing dengan apa yang dimiliki orang lain," kata Saptono. (*)

Sepeda Tertua Buatan 1936

MELESTARIKAN peninggalan keluarga sembari mengenang kehidupan zaman dulu, adalah motivasi awal terbentuknya Komunitas Ontel Batam Asli (Koba), yang saat ini sudah memiliki 25 anggota di Batam.

Sepeda ontel merupakan kendaraan pertama yang dipakai masyarakat Indonesia. Bahkan pemimpin negera republik ini yang pertama, Presiden Soerkarno dan Moh. Hatta, juga menggunakan sepeda ontel sebagai alat transportasinya semasa masih sekolah.

Bahkan, setelah Soekarno, menjadi tokoh perjuanagan dan menjadi presiden, dalam beberapa kunjungannya ke negara-negara lain, sering terekspos dirinya menjejali sepeda-sepeda ontel kebanggaan negara yang dikunjunginnya.

Untuk mengenang masa-masa tersebut komunitas Koba yang ada di Batam, terus mempertahankan peninggalan orangtua mereka yang saat ini sudah sangat jarang terlihat.

Memang di satu sisi terlihat sangat ketinggalan zaman, namun di sisi lain sangat unik dan antik. Keberadaan sepeda ini pun kini menarik perhatian karena memang tampak langka.

Saptono, ketua Koba Batam, mengatakan menggunakan sepeda ontel memberikan kebanggaan dan kesenagan tersendiri.

"Memang terlihat sangat jadul dan sangat ketinggalan zaman, namun di dalamnya kita sebagai pecinta ontel sangat senang dan ada kebahagian tersendiri,"kata Saptono.

Rata-rata sepeda ontel yang dimiliki anggota Koba adalah peninggalan orang tua maupun kakek-nenek mereka. Bahkan ada sepeda ontel tertua yang dimiliki anggota Koba yang dibuat tahun 1936.

"Ini sepeda yang paling tua dan saat ini kita berusaha menjaga dan mempertahankan keasliannya,"kata Saptono sembari menunjukkan sepeda dimaksud. (*)

Dirawat seperti Anak Sendiri

AGAR tetap bisa digunakan dan tetap cantik dipandang mata, anggota Komunitas Ontel Batam Asli (Koba), melakukan perawatan sepeda ontel mereka seperti anak sendiri.

Tidak pernah lewat dalam satu minggu tanpa memberi perawatan terhadap sepeda ontel yang mereka miliki. Bahkan di dalam rumah, ada tempat khusus untuk meletakkan sepeda ontel tersebut. Mereka tidak meletakkannya sembarangan agar tidak rusak karena cuaca dan tidak hilang dicuri maling.

Samsul, anggota Koba yang sering dijuluki “dokter” sepeda ontel mengatakan perawatan sepeda ontel sebenarnya sangat mudah, namun pelaksanaannya yang sedikit menjenuhkan.

"Sepeda ontel yang kita miliki semuanya masih asli, dimana bahan yang digunakan untuk pembuatan sepeda tersebut dari besi campuran baja,"katanya.

Sebab itu, tambahnya, perawatannya mudah, dimana seluruh rangka sepeda harus selalu dioseli dengan minyak agar tidak berkarat dan tidak kropos.

"Sepeda tua ini juga jangan dibiarkan di luar, agar tidak berkarat,"kata Samsul.

Memiliki sepada zaman dulu bukanlah memang tidaklah segampang yang dibayangkan karena selain harus rajin perawatan tapi juga sulit mendapatkan suku cadang.

"Untuk mencari orderdilnya kita butuh perjuangan, bukan hanya waktu yang habis begitu juga uang. Itupun belum tentu dapat apa yang kita perlukan," sambung Samsul.

Untuk mendapatkan onderdil sepeda ontel, dirinya dan anggota Koba lainnya harus mencarinya sampai ke Yogjakarta.

"Kalau di Batam dan Jakarta spare part sepeda ontel sangat jarang ada. Saat ini onderlilnya yang masih ada di daerah Jawa," katanya.

Sebab itu, para anggota Koba selalu memesan onderdil sepeda ontel kepada orang-orang Jawa yang pulang kampung.

"Kalau kita tidak bisa pulang, berarti harus titiplah kepada orang yang pulang ke Jawa,"kata Samsul.

Untuk di Jawa, khususnya di Yogyakarta onderdil sepeda ontel masih mudah ditemukan tetapi untuk yang asli sudah sangat jarang.

"Aslinya memang sudah jarang, kalaupun ada itu mencarinya sangat susah," tambahnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved