Babak Diktator Dimulai! Maduro Langsung Tangkap Pimpinan Oposisi Venezuela

Nicolas Maduro langsung mengelurkan tangan besinya sehari setelah mengklaim menang dalam Pemilu Venezuela yang kontroversial.

AFP/Getty Images
Nicolas Maduro 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, CARACAS - Nicolas Maduro langsung mengelurkan tangan besinya sehari setelah mengklaim menang dalam Pemilu Venezuela yang kontroversial.

Maduro memerintahkan pasukan untuk menangkap para pemimpin oposisi yang menentang pemerintahannya.

Sebuah rekaman menunjukkan, pemimpin oposisi Venezuela diseret dari rumah merekar oleh polisi.

Dua pemimpin oposisi tersebut adalah Antonio Ledezma dan Leopoldo Lopez.

Penangkapan tersebut dilakukan sehari setelah pemungutan suara memilih majelis konstituante pengganti parlemen yang banyak dikecam.

Pemilihan majelis ini menimbulkan berbagai aksi protes yang menyebabkan 10 orang tewas.

Dalam satu video penangkapan, Ledezma secara paksa dikeluarkan dari sebuah bangunan, diiringi jeritan keluarganya yang memprotes penangkapan itu.

Dalam rekaman lain, Lopez dimasukkan ke dalam sebuah kendaraan pada Senin (31/7/2017) malam dan hingga saat in, keluarganya tidak tahu, kemana dua tokoh ini dibawa.

Kedua pria tersebut menyerukan pemboikotan pemungutan suara Minggu lalu.

Pemilu kontroversial ini dikecam oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat, sebagai era doiktator Venezuela.

Namun Maduro justru mengolok-olok pemerintahan Donald Trump dan mengatakan bahwa kemenangannya adalah kemenangan revolusi.

Anggota parlemen dari pposisi Freddy Guevara mengatakan bahwa penangkapan tersebut ditujukan untuk”'menakut-nakuti kita dan menghancurkan moral kita”.

Negara Amerika latin yang kaya minyak itu dilanda krisis ekonomi berkepanjangan setelah harga minyak dunia jatuh dan buruknya pengelolan keuangan negara itu, dalam beberapa tahun terakhir.

Maduro disebut-sebut sebagai penyebab memburuknya situasi negara itu, namun tetap mempertahankan pemerintahan \nya.

Maduro mengatakan pada Senin malam menyatakan akan mengubah konstitusi dan mengejar para “musuh negara” hingga ke negara tetangga Kolombia.

Para penentang pemerintah dituduh bagian dari konspirasi internasional yang dipimpin “Kaisar Donald Trump”.

"Mereka tidak mengintimidasi saya. Ancaman dan sanksi kekaisaran tidak mengintimidasi saya sejenak, "kata Maduro di televisi nasional. "Saya tidak mendengarkan perintah dari kekaisaran, tidak sekarang atau selamanya ... Bawa lebih banyak sanksi, Donald Trump."

Kerusuhan melanda Venezuela menentang Presiden Nicolas Maduro
Kerusuhan melanda Venezuela menentang Presiden Nicolas Maduro (EPA)

Dewan Pemilihan Nasional Venezuela mengatakan jumlah pemilih dalam pemilihan hari Minggu adalah 41,53 persen, atau 8.089.320 orang.

Partai yang berkuasa diklaim memenangkan lebih banyak dukungan daripada pemilihan nasional sejak 2013.

Namun, hasil jajak pendapat di negara itu menunjukkan lain. Sekitar 85 persen warga Venezuela menolak majelis konstituante dan tidak menyetujui kinerja keseluruhan Maduro.

Pemimpin oposisi memperkirakan jumlah pemilih sebenarnya kurang dari setengah klaim pemerintah.

New York Torino Capital memperkirakan hanya 3,6 juta orang yanng memilih atau sekitar 18,5 persen dari pemilih terdaftar.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved