Heboh Jual Beli Data Nasabah

Mengejutkan! Petinggi Bank Besar Blak-blakan, Ungkap Biang Kerok Data Nasabah Bisa Bocor!

Mengejutkan! Petinggi Bank Besar Blak-blakan, Ungkap Biang Kerok Data Nasabah Bisa Bocor!

Ist
Ilustrasi 

BATAM. TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Persoalan keamanan data nasabah perbankan di Indonesia menjadi faktor krusial yang harus benar-benar dijaga agar tak bocor dan dimanfaatkan pihak lain untuk mendapatkan keuntungan.

Penyidik Subdit TPPU/ Money Laundering Direktorat Tipideksus Bareskrim Polri menangkap seorang tersangka berinisial C (27) yang diduga terlibat dalam jaringan penjualan data nasabah bank.

Baca: Edan! Tak Hanya Data Nasabah Bank, Pelaku Jual Juga Data Pemilik Mobil-Apertemen Mewah! Batam?

Baca: Terbongkar! Pria Ini Jual Data Nasabah Sejak 2014, Begini Modusnya! Bagaimana Batam?

Baca: Orang Terkaya dan Naga Indonesia Meninggal Dunia, Terungkap Inilah 5 Istrinya!

Baca: Istri Kerja di Malaysia, Pria Batam Ini Hamili Anak dan Adik Iparnya! Begini Modusnya, Ini Videonya

C diduga telah melakukan praktik jual beli data nasabah perbankan sejak tahun 2010. Caranya dengan mengumpulkan data nasabah dari marketing bank atau rekan marketing lainnya.

Terkait dengan hal ini, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, bocornya data nasabah seperti alamat email, tempat tinggal, hingga nomor telepon bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satunya disebabkan oleh banyaknya transaksi diberbagai tempat dengan menggunakan kartu debit maupun transaksi perdagangan elektronik atau e-commerce.

"Kerahasiaan data (nasabah) menjadi isu sentral di dalam pertumbuhan e-commerce dan penggunaan kartu (debit)," ujarnya usai acara konfrensi pers Indonesia Banking Expo di Perbanas Institut, Jakarta, Kamis (24/8/2017).

Menurutnya, kebocoran data nasabah juga bisa diakibatkan oleh transaksi nasabah di merchant (penjual barang atau jasa) dengan metode pembayaran nontunai atau kartu debit.

"Karena ada merchant yang punya alat capture (rekam) data juga. Kadang di merchant, kita kan harus swipe dua kali di (mesin) EDC-nya dan di POS-nya mereka di register mereka. Kita kan enggak tahu sumber data dari mana saja," paparnya.

Dengan demikian, pihaknya akan membuat sistem transaksi non tunai dengan lebih meminimalisir perekaman data nasabah.

"Kita memang melihat kedepan juga akan membuat lebih sedikit capturing data, sehingga kebocoran data semakin sedikit,," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pendaftaran akun pada situs e-commerce yang mencantumkan banyak data-data pribadi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved