Bertemu Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Masalah Ini yang Dibahas Menlu Retno Marsudi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Duta Besar RI untuk Yangon dan sejumlah delegasi tiba di Naypyitaw, Myanmar, Senin (4/9/2017).
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Duta Besar RI untuk Yangon dan sejumlah delegasi tiba di Naypyitaw, Myanmar, Senin (4/9/2017) pada pukul 09.00 waktu setempat.
Mereka datang ke Naypytaw untuk melakukan serangkaian pertemuan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, State Counsellor Myanmar, dan sejumlah Menteri lainnya.
Salah satu yang dibahas, yakni progres pembangunan Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Myauk U, Rakhine State.
“Pembangunan tahap pertama Rumah Sakit Indonesia telah selesai dilakukan. Tahap Pertama ini meliputi pengurukan tanah sehingga rumah sakit tersebut tidak rentan terhadap banjir serta pembangunan pagar," tutur Retno mengutip keterangan pers Kementerian Luar Negeri, Senin (4/9/2017).
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia saat ini masuk ke tahap kedua, yaitu pembangunan ruang dokter dan perawat.
Direncanakan pembangunan tahap kedua akan selesai dalam waktu dua bulan.
(Baca: MEMILUKAN. Sebelum Dibunuh, Indira Kameswari Masih Upload Foto Terakhir)
(Baca: Terkenal Kontroversial, Ini Dia 10 Fakta Kim Jong Un yang Tak Banyak Orang Tahu)
Setelah itu, tahap ketiga berupa pembangunan gedung utama rumah sakit akan dimulai.
Bangunan rumah sakit menempati tanah dengan luas sekitar 8.000 meter persegi dan luas bangunan lebih dari 1.000 meter persegi.
Pelaksanaan pembangunan rumah sakit sepenuhnya dilakukan oleh kontraktor dan pekerja Myanmar yang terdiri dari warga Rakhine dan muslim di sana.
Retno menambahkan pembangunan Rumah Sakit Indonesia ini sangat diharapkan di wilayah tersebut.
"Diharapkan dengan selesainya pembangunan rumah sakit tersebut, maka pelayanan kesehatan untuk semua masyarakat di Rakhine State akan dapat dilakukan dengan baik," lanjut Retno.
Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta pemerintah Myanmar menghentikan dan mencegah kekerasan terhadap warganya, khususnya etnis Rohingya.
Jokowi menyesalkan aksi kekerasan di Rakhine, Myanmar, yang menyebabkan puluhan ribu warga melarikan diri.
Hal itu disampaikan oleh Jokowi dalam pernyataan resmi di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (3/9/2017).
Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, dan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir.
Kepala Negara mengatakan, sore tadi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berangkat ke Myanmar untuk meminta pemerintah Myanmar agar memberikan perlindungan kepada semua warganya, termasuk Muslim di Myanmar.
Presiden menyampaikan penyesalannya atas aksi kekerasan yang terjadi di Myanmar sejak dua pekan lalu.
"Saya dan seluruh rakyat Indonesia, kita menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine State Myanmar, perlu sebuah aksi nyata tidak hanya kecaman-kecaman," kata Jokowi. (*)
*Berita ini juga tayang di Kompas.com dengan judul : Tiba di Myanmar, Menlu Bahas Pembangunan Rumah Sakit Indonesia