Enam Fakta Mengerikan Biksu Ashin Wirathu Terkait Pembantaian Muslim Rohingya
Ashin Wirathu, Biksu Buddha yang disebut sebagai penggerak kaum Buddha di Myanmar untuk menyerang Rohingya kembali menjadi sorotan.
Akibat insiden ini, Wirathu dijatuhi sanksi 1 tahun dilarang ceramah di muka umum oleh pemerintah Myanmar.
6. Menyamakan dirinya dengan Donald Trump
Dijauhi pemerintah Myanmar, Wirathu merasa sikapnya divalidasi oleh warga AS yang memilih Donald Trump menjadi presiden.
Dia menarik persamaan antara pandangannya mengenai Islam dengan pandangan presiden terpilih dari Partai Republik itu.
Kampanye Trump dipenuhi retorika dan proposal anti-Muslim yang termasuk pelarangan Muslim memasuki negara dan meningkatkan pengawasan terhadap masjid-masjid.
Bentuk nyata kebijakan-kebijakannya masih belum jelas.
"Kita dipersalahkan oleh dunia, tapi kita hanya melindungi rakyat dan negara kita," ujar Wirathu seperti dikutip VOA.
"...Dunia menyebut kita picik. Tapi karena orang-orang dari negara yang merupakan kakek demokrasi dan hak asasi manusia memilih Donald Trump, yang serupa dengan saya dalam memprioritaskan nasionalisme, komunitas internasional tidak akan begitu menyalahkan."
Ia bahkan mengemukakan ide untuk bekerjasama dengan kelompok-kelompok nasionalis di AS.
"Di Amerika, akan ada organisasi-organisasi seperti kita yang melindungi diri dari bahaya Islamisasi. Organisasi-organisasi itu dapat mendatangi organisasi-organisasi di Myanmar untuk mendapatkan saran atau untuk berdiskusi," ujarnya dalam wawancara di biaranya di Mandalay pada 12 November.
"Myanmar tidak begitu perlu mendapat saran dari negara lain. Tapi mereka bisa mendapat ide dari Myanmar." (*)
*Berita ini juga tayang di Wartakota dengan judul : Fakta Menyeramkan Soal BIksu yang Membenci Kaum Muslim Rohingya