Redam Krisis Rohingya, Roadshow Menteri Retno ke Myanmar Jadi Sorotan Internasional

Menteri Retno bertemu National Security Adviser Myanmar Aung San Suu Kyi dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing.

Kementerian Luar Negeri
Pertemuan Menlu Indonesia Retno LP Marsudi dengan Aung San Suu Kyi membahas konflik Rohingya 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Pemerintah Indonesia melakukan upaya diplomasi untuk meredam krisis Rohingya di Rakhine State, Myanmar.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan dua otoritas penting Myanmar.

Diplomasi Retno atas perintah presiden Joko Widodo (Jokowi) ini mendapat sorotan media internasional.

Beberapa media asing turut memberitakan keberangkatan Retno ke Myanmar untuk berunding dengan sejumlah tokoh penting di negara tersebut.

Di Yangon, Menteri Retno bertemu National Security Adviser Myanmar Aung San Suu Kyi dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing.

Reuters memberitakan keberangkatan Retno ke Myanmar dengan judul Indonesia Envoy to Urge Myanmar to Halt Vilonce Against Rohingya Muslims.

Pemberitaan yang sama juga muncul dari media Timur Tengah asal Qatar, Al Jazeera.

Pada tanggal yang sama, Al Jazeera memberitakan keberangkatan Retno ke Myanmar untuk berunding dengan sejumlah tokoh penting untuk menghentikan pembantaian terhadap etnis muslim Rohingya.

Sedangkan media Singapura, Channel News Asia pada Senin (4/9/2017), memberi judul Indonesian Minister to Meet Suu Kyi Amid Protest over Rohingya terkait pertemuan Retno dan Suu Kyi serta Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar.

Al Jazeera juga memberitakan kelanjutan rangkaian diplomasi Menlu Retno yang kini tengah bertolak ke Dhaka, Bangladesh.

Kedatangan Retno ke Bangladesh bertujuan melobi pemerintah Bangladesh agar bersedia membantu melindungi pengungsi Rohingya yang mengungsi ke sana.

Selain itu, Menteri Retno juga bertemu dengan pejabat PBB yang mengurus kemanusiaan, seperti UNHCR dan IOM.

Retno menyampaikan beberapa poin penting kepada State Counsellor Myanmar, Aung San Suu Kyi dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar untuk menghentikan pembantaian yang masih berlangsung.

“Upaya untuk de-eskalasi situasi di Rakhine State harus menjadi prioritas utama bagi otoritas keamanan di Myanmar," ujar Retno kepada Jenderal Hlaing, seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI.

Retno menekankan bahwa Indonesia dan dunia internasional sangat mengkhawatirkan perkembangan situasi di Rakhine State.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved