Motion
Gurindam Breakin, Hidupkan Tarian Ekstrem di Kota Gurindam
Gerak tubuh berputar-putar di lantai dengan tangan dan kepala sebagai poros sambil sesekali berjingkrak-jingkrak.
Penulis: Thom Limahekin |
SUATU sore, di pelataran Gedung Gonggong Tanjungpinang, tampak sejumlah anak muda sedang mengekspresikan diri dalam berbagai gerak tari modern yang agak ekstrem.
Gerak tubuh berputar-putar di lantai dengan tangan dan kepala sebagai poros sambil sesekali berjingkrak-jingkrak. Gerakan yang begitu gesit dan cekatan diiringi pula dengan musik beritme cepat.
Setiap kali satu di antara kelompok pemuda tersebut mempertunjukkan kebolehannya mengolah gerak break dance, kawan-kawannya yang lain mencermatinya dengan saksama. Riuh tepuk tangan terdengar di sela-sela keasyikan mereka beratraksi menggerakan tubuh yang penuh energik.
“Kami adalah komunitas break dance, lebih tepatnya komunitas Hip-Hop. Nama komunitas kami ’Gurindam Breakin,” kata Wahyu (23) mengawali cerita tentang komunitas Gurindam Breakin saat ditemui Tribun di sela-sela atraksi mereka.
Komunitas ini merangkul berbagai kelompok Hip-Hop di Tanjungpinang dan Bintan. Ada kelompok Rapper, Hip-Hop Dance, B-Boy, Beat Box dan DJ. Jumlah anggota Gurindam Breakin bisa mencapai 50 orang.
Wahyu menceritakan, komunitasnya sudah aktif sejak 10 tahun lalu. “Dulu kami masih sering gabung dengan kawan-kawan di Tanjunguban. Namun, sekarang kami di Tanjungpinang sajalah yang aktif,” jelas Wahyu lagi.
Dia kemudian menceritakan bagaimana komunitas anak-anak Hip-Hop itu terbentuk. Awalnya dia melihat anak-anak yang mempertontonkan break dance pada ajang cari bakat di televisi. Acara ini menginspirasi Wahyu untuk membentuk kelompok serupa di kota Gurindam.
Lalu, dia mengajak anak-anak dari kelompok lain untuk bergabung. Ajakan itu disebar melalui media sosial (Medsos) dan mendatangi langsung ke lokasi latihan. Pertemuan dan bagi pengalaman gerakan Hip-Hop pun perlahan-lahan terbangun.
“Kalau ada yang punya gerakan baru, nanti dia bisa bagikan kepada yang lain. Atau ada yang tidak tahu akan suatu gerakan, yang lain bisa bantu,”cerita Wahyu mengenang usahanya mendirikan Gurindam Breakin.
Wahyu sendiri yang saat ini masih menjadi ketua Gurindam Breakin. Dia terus mengajak banyak anak muda untuk bergabung dalam komunitas ini. Anggota komunitas ini sungguh beragam. Ada yang berstatus pelajar, mahasiswa, pegawai dan wiraswasta.
“Saya sendiri bekerja di Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri. Ada kawan kuliah di Stisipol dan ada juga yang masih duduk di SMA,”cerita Wahyu santai.
Ketekunan Wahyu dan kawan-kawan mengekspresikan hobi ini ternyata mendatangkan manfaat besar. Pada beberapa kesempatan, mereka diundang untuk tampil di ajang-ajang resmi dan tidak resmi. 
Selain itu, ada ajang tanding anak-anak break dance di Gedung Gonggong, Ramayana Mall, Tanjungpinang City Center dan Germo Tanjungpinang.
“Melalui ajang itu, pertemanan semakin bertambah. Relasi lebih kuat. Keringat keluar dan tubuh sehat, walaupun gerakannya agak ektrem,” ucap Wahyu seraya mengusap keringatnya. (*)
Latihan Tiap Sabtu dan Minggu
BREAK dance tidak hanya digemari oleh para remaja pria tapi juga kaum milenial wanita. Mereka ikut menggandrungi gerak tari yang terbilang ekstrem ini.
Dari sekian banyak anggota Gurindam Breakin, ada beberapa remaja wanita yang aktif bergabung. Mereka memperagakan gerakan break dance yang lebih ringan sesuai dengan jenis musiknya.
