Liga Indonesia
Kiper Persela Meninggal Dunia - Begini Perjuangan Dokter Bantu Choirul Huda Sebelum Meninggal
Setelah itu, pemain yang membela Persela Lamongan sejak 1999 ini diangkut dengan mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit
TRIBUNBATAM.id, LAMONGAN - Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia setelah sempat tak sadarkan diri karena mengalami benturan atau tabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, dan penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento, Minggu (15/10/2017).
Saat membawa Persela sudah unggul 1-0 ketika melawan Semen Padang di babak pertama, Huda sempat tak sadarkan diri karena terlibat benturan dan harus diganti pada menit ke-45.
Huda kemudian diberikan alat bantu pernapasan dari tabung oksigen.
Setelah itu, pemain yang membela Persela Lamongan sejak 1999 ini diangkut dengan mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit.
Mendapat penanganan pihak RS, kiper berusia 38 tahun itu kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Baca: Kiper Choirul Huda Meninggal Dunia - Ini Permintaan Terakhirnya Sebelum Laga vs Semen Padang
Baca: Choirul Huda dan Pemain Sepakbola yang Meninggal Dunia di Liga Indonesia
Baca: Video Detik-detik Kiper Persela Lamongan Choirul Huda Tabrakan dengan Bek Ramon Rodrigues
Baca: Kiper Persela Lamongan Choirul Huda Meninggal Dunia. Selamat Jalan One Man Club!
Terkait peristiwa tersebut, pihak dari RSUD dr Soegiri Lamongan, yakni dokter Yudistiro Andri Nugroho, Spesialis Anastesi (Kepala unit Instalasi Gawat Darurat), memberi penjelasan.
Menurut pemeriksaan, Huda mengalami trauma benturan sehingga menyebabkan henti napas dan henti jantung.
"Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung.
Oleh teman-teman medis di stadion sudah dilakukan penanganan pembebasan jalan napas dengan bantuan napas.
Huda dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri. Di ambulans, Huda juga ditangani secara medis untuk bantuan napas maupun untuk penanganan henti jantung," ujar Yudistrio Andri, Minggu.
Dia menjelaskan, pihak RS kemudian melakukan pemasangan alat bantu pernapasan terhadap Choirul Huda.
"Sesampainya di UGD, Huda segera ditangani. Kami melakukan pemasangan alat bantu napas yang sifatnya permanen.
Kami lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa napas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu, kami harapkan kami melakukan pompa otak sama jantung," tuturnya.
Dokter Yudistrio mengatakan, setelah diberi penanganan, sempat ada respons dari Choirul Huda, tetapi kemudian menurun.
"Sempat ada respons dari Choirul Huda dengan adanya gambaran kulit memerah, tetapi kondisinya tetap semakin menurun.
Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama satu jam tidak ada respons. Tidak ada refleks tanda-tanda kehidupan normal.
Kemudian, kami menyatakan Huda meninggal pada pukul 16.45. Kami sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda," ujarnya.
"Sesuai analisis awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala, dan trauma leher.
Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu, ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung, dan napas," katanya.
Dikuburkan malam hari
Jenazah kiper Persela Lamongan Choirul Huda, langsung dimakamkan Minggu (15/10/2017) malam ini di kompleks makam Pagerwojo, yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Jalan Basuki Rahmat, Lamongan, Jawa Timur.
Setelah dishalati di Masjid Agung Lamongan, jenazah Huda langsung dibawa menuju kompleks pemakaman Pagerwojo dengan menggunakan mobil ambulans. LA Mania, komunitas suporter Persela, ikut memberi penghormatan terakhir.
"Sebagai LA Mania, kami merasa terpanggil untuk bisa memberikan penghormatan terakhir kepada Huda, atas jasa-jasanya selama ini kepada Persela," ujar Alvian Azanda Ardiansyah (26), salah satu LA Mania yang turut hingga prosesi pemakaman.

Selain pihak keluarga, LA Mania beserta para pemain, pelatih, dan ofisial Persela juga turut serta dalam prosesi sebagai penghormatan terakhir kepada Choirul Huda. Terlihat juga Bupati Fadeli dan jajaran Forkopimda Kabupaten Lamongan dalam prosesi tersebut.
"Mewakili masyarakat Lamongan pada umumnya, saya mengucapkan banyak terima kasih atas dedikasi Choirul Huda semasa hidupnya, yang turut serta memajukan Persela dan membuat warga Lamongan bangga," kata Fadeli.
Semasa hidupnya, Huda memang tercatat hanya memperkuat Persela dalam karier profesional sebagai pesepak bola dan tidak pernah pindah ke klub lain. Dia menjalani debut profesional pada 1999.(*)