Bentrok di Gaza dan Tepi Barat, Dua Warga Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel

Bentrok tersebut berakhir dengan pertumpahan darah setelah pada Jumat (8/12/2017) sore, dua warga Palestina tewas oleh peluru tentara Israel.

TRIBUNBATAM,id, GAZA - Pernyataan Presiden AS Sonald Trump yang mendukung Yerusalem sebagaiu ibukota Israel menjadi provokasi yang serius antara Israel dan Palestina.

Setelah pernyataan Trump tersebut, Rabu (6/12/2017) lalu, aksi demonstrasi yang berujung bentrok terjadi di perbatasan sekitar Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Bahkan, bentrok tersebut berakhir dengan pertumpahan darah setelah pada Jumat (8/12/2017) sore, dua warga Palestina tewas oleh peluru tentara Israel.

Tentera Israel menembak mati dua penduduk Palestina di Gaza setelah Israel ngotot memindahkan ibukota negara itu ke kota suci tiga agama dari empat komunitas tersebut.

Bahkan, kedutaan Amerika Serikat juga sudah dipindahkan ke Yerusalem atas perintah Trump sehingga menimbulkan kecaman dunia internasional.

Yerusalem selama ini menjadi kota suci bagi tiga agama dari empat komunitas, yakni Islam, Kristen Ortodok, Kristen Armenia serta Yahudi.

Bentrok sudah terjadi sejak Rabu malam, beberapa jam setelah pidato provokasi Doinald Trump di gedung putih, demikian AFP.

Hamas kembali membangkitkan gerakan intifadah untuk mempertahankan wilayah tersebut dari rencana Israel yang sebelumnya tidak mendapatkan dukungan internasional, termasuk Amerika Serikat.

Seorang demonstran Palestina ditandu setelah mengalami luka-luka dalam bentrokan dengasn pasukan Israel di Gaza, Jumat (8/12/2017). Pernyataan Donald Trump tentang ibukota Israel membuat Israel dan Palestina kembali memanas.
Seorang demonstran Palestina ditandu setelah mengalami luka-luka dalam bentrokan dengasn pasukan Israel di Gaza, Jumat (8/12/2017). Pernyataan Donald Trump tentang ibukota Israel membuat Israel dan Palestina kembali memanas. (AFP/Getty Image)

Pernyataan Trump terkait ibu kota itu menjadi pin pemicu ledakan sehingga dinilai semakin membuat jalan damai wilayah itu kembali ke titik nol.

Tidak hanya umat Islam dari seluruh dunia serta berbagai negara, gereja-gereja Katolik pun mengecam pernyataan Trump tersebut.

Bentrokan terjadi di Tepi Barat, Yerusalem dan Gaza yang dikuasai oleh kelompok militan Palestina Hamas.

Tentara Israel menuduh dua orasng yang ditembak itu sebagai 'penghasut utama' dalam aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan.

Baru satu nama yang terkonfirmasi tewas, yakni Mahmoud al-Masri (30), sementara satu korban lainnya belum teridentifikasi.

Selain dua orang tewas, ratusan warga Palestina lainnya juga terluka akibat bentrokan tersebut.

Para pengunjuk rasa melemparkan batu ke pasukan Israel yang membalasnya dengan gas air mata dan peluru karet.

Aksi tersebut dimulai setelah Salat Jumat. Warga berkumpul di luar Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Jumat sore.

Hamas membangkitkan gerakan intifadah kembali untuk melawan Israel.

Rekaman amatir tentang korban tewas menjadi viral. Dalam rekaman tersebut, menunjukkan seorang ayah mencium anaknya untuk terakhir kalinya.

Lebih dari 250 orang terluka dalam bentrokan tersebut. Di kota Ramallah, Tepi Barat, pasukan Israel mengirim sebuah jip yang dipenuhi peluru gas air mata multigranat.

Puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan di seluruh dunia, mengungkapkan kemarahan mereka terhadap Donald Trump dengan membakar wajah dan patung Trump serta bendera Amerika Serikat.

Aksi demonstrasi terjadi di berbagai negara, termasuk Indionesia dan Malaysia, bahkan Iran.

Ribuan orang juga berbaris di Turki, Afghanistan, Yordania, Pakistan, Somalia dan Mesir. Para juru kampanye berjanji untuk 'mengorbankan darah dan jiwa untuk Palestina dan mengorbankan kebencian pada Amerika Serikat.

Anehnya, setelah bentrok pecah, Gedung Putih justru mengungkapkan bahwa perbatasan Yerusalem diserahkan kepada Israel dan Palestina untuk “bernegosiasi dan memutuskan” sendiri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved