DILEMA Hidup di Negara Maju, Walau Gaji Minimum Rp 84 Juta Sebulan tapi Tetap Susah Kaya

Benarkah masyarakat Swiss itu kaya raya, hanya karena negaranya digolongkan sebagai negara kaya di dunia?

MIRROR
Seorang artis wanita asal Swiss melakukan aksi 'gila' dengan membiarkan asetnya disentuh orang-orang yang sedang melintas di jalanan. 

Hidup mereka menjadi bergairah. Bahkan keluarga itu bisa menikmati liburan.

Di Swiss, produktivitas SDM dipacu dengan gaji. Semakin tinggi gajinya, kelak pensiun yang didapatkan pun akan tinggi.

Semua warga (tak peduli PNS, karyawan swasta, maupun petani) semua akan menerima tunjangan sosial-kesejahteraan di hari tua.

Besar tunjangan bernama AHV yang diambil dari pajak itu sekitar CHF2.500 per bulan

Bagi yang memiliki gaji, dana pensiun dari pemerintah pasti di atas AHV. Dengan uang tersebut, minimum seseorang bisa bertahan hidup walau pas-pasan.

Baca: DUBES AS Tuduh Rudal yang Ditembakkan ke Riyadh Milik Iran. Upaya Adu Domba di Timur Tengah?

Tetapi, negara via pemerintah daerah akan memberikan tunjangan lain (sesuai kemampuan pemerintah daerah), hingga seseorang tetap bisa hidup layak pada akhirnya. 

Jangan lupa, di Swiss kita bersekolah sejak SD sampai S1, S2, S3 sekalipun semua gratis.

Kita ingin meraih tiga kali doktor pun, tidak akan keluar biaya sepeser pun.

Jadi sebenarnya orang Swiss tidak kaya raya, melainkan hidupnya sejahtera.

Sebab, setiap individu, swasta dan negara bekerja bahu-membahu menegakkan kesejahteraan.

Mereka tidak hidup dalam kemewahan ala selebritas kaya raya.

Salam hangat dari Swiss. Mari kita perbaiki Indonesia.

Tidak perlu caci-maki. Berpikirlah dan bertindaklah untuk Indonesia yang lebih baik. (intisari/Arya Hadi Dharmawan) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved