Motion

Biar Kekinian, Komunitas Ini Bakal Padukan Barongsai dan Musik DJ

Barongsai dipercaya merupakan tarian untuk mengusir makhluk gaib. Hal ini diperkuat dengan hadirnya musiknya yang keras.

Penulis: Thom Limahekin |
ISTIMEWA

SAAT ini tak sulit menemukan atraksi barongsa di Tanjungpinang. Namun, siapa mengira jika ternyata kelompok itu justru jarang terlihat beratraksi sekitar 2004 lalu.

Max (26), ketua Komunitas Barongsai Che Tek Bio mengatakan, pada tahun itu, hanya ada satu kelompok Barongsai di Tanjungpinang.

"Namanya komunitas Barongsai PSMTI. Waktu itu, ketuanya bernama Sem Pheng," ungkap Max kepada Tribun, Sabtu (13/1/2017) petang.

Ketua Barongsai PSMTI ini kemudian beralih ke tangan Hung Sang. Dia inilah yang mengajak Max berkenalan dengan Barongsai.

Namun, selang beberapa bulan kemudian, Hung Sang terkena stroke. Max pun menangani komunitas Barongsai yang terletak di Pelantar II itu.

"Seiring perjalan waktu, saya juga diminta jadi instruktur Barongsai di Potong Lembu. Saya ajari anak-anak di sana sampai jadi. Setelah itu, saya pindah ke dance," cerita Max.

Selama beberapa tahun, Max sempat vakum dan tidak menaruh perhatian pada Barongsai. Sampai pada 2014, dia kemudian berkecimpung kembali dalam dunia Barongsai.

Dia lalu membentuk komunitas Barongsai Che Tek Bio yang bermarkas di Potong Lembu. Sekitar setahun terakhir, dia berhasil merangkul sekitar dua puluhan anak-anak remaja untuk bergabung.

"Jumlah anggota saya sekitar 20 orang. Saya sengaja jadikan komunitas ini sebagai wadah berkreasi bagi anak-anak remaja," ujar Max.

Belakangan ini banyak anak remaja mulai menggeluti tarian budaya Tionghoa ini. Hal tersebut terlihat dari semakin banyak kelompok Barongsai di Tanjungpinang.

Namun, Max sendiri menilai, tidak sedikit remaja juga yang hanya sekadar asal-asalan menjadi anggota kelompok Barongsai. Mereka terlibat dalam kelompok Barongsai untuk mengejar angpao saat beratraksi pada acara-acara Tionghoa.

"Sekarang ada banyak kelompok Barongsai. Banyak juga kelompok yang asal-asalan saja. Mereka hanya mau kejar angpao. Padahal ada banyak arti di balik peragaan Barangsai," tegas Max yang juga menggeluti disc jockey ini. (*)

Sampaikan Pesan Lewat Musik dan Tarian

BAGI warga Tionghoa, Barongsai bukan sekadar tarian biasa bagi warga Tionghoa. Tarian ini diyakini bisa mewakili kepercayaan mereka pada wujud yang lain. Keyakinan ini selalu dihayati mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Yong Chai, anggota komunitas Barongsai Che Tek Bio mengatakan, pada dasarnya, barongsai merupakan tarian untuk mengusir makhluk gaib. Hal ini diperkuat dengan hadirnya musiknya yang keras.

"Musik yang keras dan berisik itu dipercaya bisa mengusir makhluk-makhluk gaib," jelas Yong Chai.

Namun, dalam kehidupan sehari-hari, kehadiran Barongsai pun diyakini bisa menolak kesialan sekaligus mendatangkan keuntungan. Keyakinan inilah yang mendorong banyak warga Tionghoa mendatangkan tarian Barongsai ke rumah atau tempat usaha mereka.

Yong Chai menjelaskan, setiap warga Tionghoa biasanya menitipkan pesan tertentu ketika mengundang Barongsai datang ke rumah atau tempat usahanya. Pesan ini menjadi petunjuk para anggota Barongsai untuk melancarkan atraksinya.

"Semuanya ada artinya. Kalau kami diundang untuk peresmian toko maka kami pakai pakaian berwarna merah. Itu berarti pemiliknya ingin sukses," jelas Yong Chai.

Selain warna merah, anggota Barongsai juga kerap mengenakan pakaian berwarna lain. Warna kuning artinya berjaya, sedangkan warna hitam atau putih mengisyaratkan perkelahian.

Atraksi-atraksi pada Barongsai juga memiliki arti tertentu. Jika anggota Barongsai diminta untuk memecahkan buah jeruk yang berbentuk laba-laba atau lipan berarti mereka diminta untuk memecahkan kesialan.

"Kalau ada sayur tergantung lalu kami diminta melompat untuk meraih sayur itu berarti kami diminta mendatangkan kesuksesan," terang Yong Chai lagi. (*)

Ingin Padukan Barongsai dengan Dance dan DJ

MESKI sudah ada sejak zaman dulu, Barongsai diklaim bukan tarian budaya Tionghoa yang mati gaya. Ia bisa berkembang seiring perkembangan zaman.

Ide inilah yang mendorong ketua Barongsai Che Tek Bio, Max (26) memadukan Barongsai dengan gerak-gerak tarian zaman kini. Ide tersebut pernah ditawarkan oleh guru saya. Tetapi hal itu belum terwujud.

"Makanya saya ingin mencobanya. Saya mau memadukan Barongsai dengan gerakan dance dan disc jockey atau DJ," ujar Max kepada Tribun, Sabtu (13/1/2017) sore.

Dia menjelaskan, latihan dasar Barongsai tidak bedanya dengan memperagakan gerakan kungfu. Gerakan tersebut akan lebih menarik ketika dipadukan dengan tarian dance dan DJ.

"Selama ini saya juga menjadi DJ di Dope Club. Nah, saya berencana memulainya dari Dope. Saya sedang menyusun rencananya untuk tampil pada Imlek nanti," jelas Max.

Ketua Barongsai Che Tek Bio ini memiliki sekitar 20 anggota. Mereka merupakan anak-anak remaja yang berumur belasan hingga kepala tiga. Perpaduan Barongsai dengan dance dan DJ diyakini akan menarik minat banyak anak muda untuk bergabung.

"Saya ingin menarik anak-anak muda untuk bergabung. Ini adalah wadah saja. Melalui wadah itu, kita bisa membentuk komunitas kreatif lainnya," ujar DJ di Dope Club ini. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved