Pembunuhan Sadis Istri Pejabat Dishub, Ini Firasat Anak Korban Sebelum Kejadian!

Sebelum kejadian, ia mempunyai firasat buruk. Kedua pipinya panas seperti diserang penyakit gatal-gatal

Ist/Surya

TRIBUNBATAM.ID, PAMEKASAN - Sri Banowati Ningsih (54), istri pejabat Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan yang ditemukan tewas mengenaskan diduga tak hanya menjadi korban pembunuhan, tapi juga korban perampokan.

Bano, panggilan akrabnya, ditemukan tewas bersimbah darah di depan kamar mandi rumahnya, di Kelurahan Lawangan Daja, RT 07 RW 03, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Senin (29/1/2018) siang sekitar pukul 14.30 wib.

Baca: Inilah Kisah Anak Super Cerdas dari Surabaya! Kuliah Usia 13 Tahun, Begini Sepak Terjangnya!

Baca: Tarik Uang di ATM Tak Keluar Duitnya? Waspadalah Anda Korban Modus Kejahatan Baru Ini

Baca: Terungkap! Banyak Anggota Tjakrabirawa Kabur ke Thailand Jadi Biksu-Petani! Mengejutkan Alasannya!

Baca: Kehabisan Uang, Presiden Soekarno Pernah Ngutang Temannya! Bikin Menangis Alasan di Baliknya!

Dugaan perampokan itu muncul setelah cincin dan dua gelang emas yang dipakainya raib.

Diduga, korban Bano melawan, terlihat dari bekas jambakan rambut yang menempel di tembok

Yang bikin miris, di dahi dan tubuh korban, terdapat luka bekas sabetan senjata tajam.

Pelaku diduga sudah tahu seluk beluk rumah korban dan kondisi lingkungan sekitar.

Sebab selama ini korban hanya tinggal bertiga dengan suami, Mulyadi dan anak laki-lakinya Tio.

Dari beberapa sumber yang dihimpun SURYA.co.id, pelaku diduga masuk rumah lewat belakang, memanjat pohon dan melompat tembok setinggi 3 meter.

Sebab di depan rumah korban, terdapat aktivitas tukang bangunan yang bekerja. Sehingga kalau lewat pintu pagar depan, ketahuan.

Kemudian pelaku kabur lewat pintu depan, karena saat suaminya datang, pintu rumah sebelah selatan tidak terkunci dengan posisi sedikit menganga.

Dari hasil olah TKP, korban sudah meninggal antara 3-4 jam sebelum suaminya datang.

Kapolsek Pademawu, AKP Sudarisman, Selasa (30/1/2018) menuturkan, pihaknya masih mengumpulkan keterangan dan belum bisa menjelaskan penyebab kematian korban, karena menunggu hasil otopsi korban.

Sedangkan Tio, tidak menyangka ibunya akan meninggal tragis karena dirampok dan dibunuh.

Ia berharap pelaku pembunuh ibunya ini cepat terungkap dan ditangkap, serta mendapat hukuman yang setimpal.

Dikatakannya, sebelum kejadian ibunya sedang mencuci dan menjemur pakaian di belakang rumahnya, sehingga pintu samping rumahnya dibiarkan terbuka.

“Jika ibu tidak mencuci, biasanya pintu samping belakang ditutup. Tapi waktu kejadian, pintu samping dibuka, karena sedang mencuci pakaian. Sedang pintu depan ditutup,” kata Tio.

Menurut Tio, pagi hari sebelum kejadian, ia mempunyai firasat buruk. Kedua pipinya panas seperti diserang penyakit gatal-gatal.

Tapi ketika diraba dan digaruk, tidak ada tanda-tanda kalau kulitnya diserang penyakit gatal-gatal.

Baru dua jam kemudian, rasa panas di kedua pipinya itu reda dan hilang dengan sendirinya.

Ditambahkan, ia tidak tahu kalau ibunya meninggal akibat dibunuh.

Saat ia masih di tempat kerjanya di Sampang, ia dihubungi ayahnya agar cepat pulang, karena ibunya sakit keras.

Namun menjelang rumah ia kaget, karena sudah banyak orang dan ternyata ibunya sudah meninggal. (*)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved