Motion
Gemar Koleksi Kartu Pos dari Seluruh Dunia? Cobalah Gabung Komunitas Ini
Komunitas ini merupakan wadah bagi para pecinta surat-menyurat, terutama yang dikirimkan melalui kartu pos.
Penulis: Dewi Haryati |
DULU, kartu pos menjadi andalan bagi orang untuk saling menyapa. Namun kini, setelah era digital menyapa, kartu pos sudah jarang digunakan dan digantikan oleh berbagai aplikasi yang lebih canggih dan cepat.
Namun tidak bagi komunitas yang satu ini. Mereka justru tetap mempertahankan penggunaan kartu pos. Tidak hanya untuk di dalam negeri, bahkan skalanya lebih luas ke luar negeri.
Adalah Komunitas Postcrossing Indonesia (KPI), namanya. Ini merupakan wadah bagi para pecinta surat-menyurat, terutama yang dikirimkan melalui kartu pos. Selain mengumpulkan kartu pos dari sejumlah negara di dunia, mereka rata-rata juga mengumpulkan perangko.
"Komunitas ini menyatukan teman-teman Indonesia yang ikut dalam web pusatnya di www.postcrossing.com," kata anggota KPI yang bermukim di Batam, Ucy Oksa Putri kepada Tribun.
Diceritakannya, adalah Paulo Magalhaes dan Ana Campos dari Portugal yang memanfaatkan teknologi internet sebagai media mengirim kartu pos secara tradisional. Yakni dengan membuat postcrossing project. Postcrossing project dibentuk pada 14 Juli 2005. Dengan tujuan memungkinkan orang menerima kartu pos dari seluruh negara di dunia secara gratis.
"Postcrossing di Indonesia sudah hadir sejak 2005. Dengan seiring waktu, dan semakin banyak orang yang ikut postcrossing di Indonesia, dibuatlah grup facebook dengan nama komunitas postcrossing Indonesia pada 21 September 2011," ujarnya.
Pertemuan pertama KPI diselenggarakan 12 November 2011 di Jakarta. Lewat wadah inipula, anggota KPI yang bermukim di Batam bertemu. Pertemuan pertama mereka berlangsung pada 23 November 2014.
"Kami KPI Batam pertama bertemu di grup KPI ini. Dengan anggota awal lima orang. Sekarang KPI di Batam sudah 11 orang," kata Ucy.
Lantas apa kegiatan para postcrosser ini saat bertemu?
"Biasanya kami kumpul saling berbagi cerita tentang pengiriman dan penerimaan kartu pos dari luar dan dalam negeri," ujarnya.
Tak hanya itu, mereka juga menggelar arisan kartu pos, berbagi cerita tentang koleksi benda filateli yang dimiliki, dan masih banyak kegiatan lainnya. (*)
Belajar Banyak Hal dari Negara Lain
UCY mulai bergabung di Komunitas Postcrossing Indonesia (KPI) sejak akhir 2015 lalu. Awalnya dia dimasukkan seorang teman ke grup KPI.
Dari postcrossing, saat ini Ucy sudah menerima lebih dari 500 kartu pos dari dalam dan luar negeri. Kebanyakan dari Rusia, Jerman, Amerika Serikat, selain itu juga ada dari negara-negara lainnya. Hampir semua benua, seperti Asia, Amerika, Eropa, Australia, Afrika, sudah dia miliki kartu posnya.
"Kartu pos pertama saya berasal dari USA. Bagaimana cara dapatnya? Saya masuk ke sebuah page di fb atas rekomendasi teman," kata Ucy.
Kemudian yang punya page memposting, kalau dia mau membagikan kartu pos gratis. Ucy lantas memberikan alamatnya. Tak berapa lama, kartu pos yang dinantipun, diterima.
