Kasus Narkoba di Batam
Sindikat Narkoba 3 Negara Ini Gencar Serbu Indonesia, 'Permintaan Terus Naik, Hukum Bisa Dibeli'
Penyelundupan Narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia diperkirakan jumlahnya jauh lebih besar dibanding yang berhasil diamankan aparat.
"Karena pasar tidak berhasil ditekan, jadi angka permintaan tetap tinggi," tegas Benny.
Dan ketika permintaan tetap tinggi, lanjutnya, maka para sindikat internasional akan terus "menggelontorkan dengan 1001 macam cara, 1001 macam jalur, 1001 macam modus, agar narkoba sampai ke pasar Indonesia".
Di sisi lain pemerintah Indonesia, melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani, tidak memungkiri bahwa Indonesia saat ini mendapatkan 'banjir narkoba yang tiap hari terus meningkat'.
Sri Mulyani mengutarakan hal itu saat jumpa pers bersama Kapolri Jendral Tito Karnavian di pelabuhan Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (23/02) lalu.
Kepala BNN Budi Waseso juga menegaskan penyelundupan sabu yang digagalkan aparat kurang dari 10% dari yang berhasil masuk, "Kalau ada kapal yang tertangkap, kapal lain bergerak."

Data BNN menunjukkan saat ini sindikat asal Malaysia, Taiwan, Cina merupakan yang paling gencar menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
Dan jalur laut dianggap sebagai jalur yang paling sering digunakan.
"Di tingkat dunia, 80 persen penyelundupan narkoba lewat laut, karena bisa skala besar, seperti ditemukan di sekitar Batam belakangan ini," ungkap Benny Mamoto.
Mengapa Indonesia menjadi sasaran sindikat narkoba?
Kenyataan Indonesia merupakan'"surga bagi peredaran narkoba', menurut Benny, antara lain didasarkan pengalamannya saat memeriksa buronan pengedar narkoba asal Iran.
Dia memeriksa yang bersangkutan di sebuah penjara di Bangkok, Thailand, "Pertanyaan kami, kenapa Anda menyasar Indonesia?"
"Dia dengan tenang menjawab: 'saya orang bisnis, saya melihat Indonesia pasar yang bagus. Angka permintaannya naik terus, harganya bagus, dan hukum bisa dibeli," ungkap Benny menirukan jawaban sang buronan tersebut.
Untuk itulah, Benny meminta pemerintah melakukan evaluasi secara komprehensif untuk menjawab kenapa narkoba masih terus diselundupkan ke wilayah Indonesia.
"Evaluasi penting untuk melihat titik lemah yang perlu diperbaiki," katanya.
Dia kemudian mengingatkan bahwa penanganan kejahatan narkoba harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan, termasuk upaya pencegahan dan rehabilitasi yang berkesinambungan dan masif.