Heboh Order Fiktif Grab Car! Sang Hacker Tertangkap, Kelabui Pakai Aplikasi Tuyul!
Kali pertama polisi berhasil bongkar kasus order fikti mobil sewa online, Grab Car. Polisi menangkap hingga hackernya, begini kejadiannya!
TRIBUNBATAM.ID-Region Head Central Java & Special Region of Yogyakarta Grab Indonesia Ronald Sipahutar mengatakan kasus order fiktif yang terjadi di Pemalang sudah pernah ada di beberapa daerah.
Namun terkait penangkapan hacker (peretas) yang sekaligus berperan sebagai penyedia aplikasi untuk illegal acces ini, menurut Ronald, merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
Baca: Malas Dengan Grup yang Berisik! Begini Cara Keluar dari Grup Whatsapp Tanpa Ketahuan!
Baca: Terungkap! Inilah 3 Ramuan Alami Penurun Asam Urat! Nomor 1 Paling Mengejutkan!
Baca: Heboh! Artis Cantik Nafa Urbach Tolak Mobil Mewah Hotman Paris! Mengejutkan Alasannya!
Baca: Heboh! Untung Rp 10 Juta Sebulan, Begini Cara Sopir Taksi Online Bikin Order Fiktif Aplikasi Tuyul
Ia menjelaskan, kasus ini adalah yang kelima diungkap setelah Makassar, Surabaya, Jakarta, dan Medan.
"Kasus ini pertama kali di Indonesia, di mana polisi berhasil menangkap sampai pelaku hackernya. Selama ini kasus-kasus sebelumnya, lebih banyak yang dilakukan sebagai driver seperti hasil tangkapan Polres Pemalang. Jadi Polda Jateng ini berhasil mengungkap pertama kali hingga ke hackernya," ungkap Ronald, Senin (19/3/2018).
Ia memaparkan komitmen Grab Indonesia dalam menanggapi banyaknya kasus kecurangan dan peretasan sistem Grab.
Komitmen tersebut diwujudkan dalam kampanye atau program "Grab Lawan Opik (Order Fiktif)".

Program tersebut dilakukan di seluruh wilayah Indonesia bekerjasama dengan Polda di masing-masing provinsi.
Bahkan kecurangan yang dilakukan oleh mitra Grab sudah sejak awal terpantau oleh sistem.
"Jika ditanya sejak kapan kecurangan ini diketahui, dari pertama kali Grab beroperasi sudah dapat mendeteksi kecurangan. Sistem yang kami miliki sudah mumpuni untuk melihat, apakah mitra Grab ini melakukan prosesnya sesuai kode etik atau melakukan kecurangan hingga tindak kriminal seperti ini," lanjutnya.
Dalam hal ini, Ronald juga menepis anggapan bahwa sistem yang dimiliki oleh Grab lemah dan rentan diretas.
Kemampuan software dan teknologi Grab sendiri didukung dengan enam research development di Asia, satu di antaranya berada di Jakarta.