Perang Dagang As dan Cina
Tak Tanggung-tanggung, Cina Kenakan Tarif Impor 128 Jenis Produk AS termasuk Buah dan Daging
Atas tindakan Cina tersebut, Senin (2/4/2018), Donald Trump mengecam karena tarif itu telah merugikan AS senilai Rp 3 miliar dolar AS.
TRIBUNBATAM.id- Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina terus berlanjut.
Sebagai balasan atas tindakan Presiden AS Donald Trump yang menerapkan tarif impor untuk baja dan aluminium, kini giliran cina menerapkan tarif impor produk AS.
Tidak tanggung-tanggung, tarif impor diterapkan untuk 128 item barang, termasuk buah dan daging babi.
Dikutip dari Channel NewsAsia, atas tindakan Cina tersebut, Senin (2/4/2018), Donald Trump mengecam karena tarif itu telah merugikan AS senilai Rp 3 miliar dolar AS.
Sikap Cina tersebut telah diputuskan oleh komisi tarif bea cukai, setelah berminggu-minggu diperdebatkan terutama dampak yang akan terjadi pada ekonomi dua negara besar itu atas perang dagang yang terjadi.
Meskipun pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan, alasannya amenerapkan tarif impor baja dan aluminium merupakan upaya pencegahan terhadap keamanan negara, namun Cina menganggapnya sebagai melanggaran terhadap pedoman Organisasi Perdagangan Dunia atau Wolrd Trade Organization (WTO).
Baca: Memorandum Tarif Anti-Cina Diteken Trump, Perang Dagang Dimulai. Begini Balasan Negeri Panda
Baca: TERUNGKAP Inilah Alasan AS Tabu Genderang Perang Dagang dengan Cina
Baca: Donald Trump Tabuh Genderang Perang Dagang, Cina Siapkan Balasannya
Trump berulang kali menyampaikan bahwa surplus perdagangan Cina yang besar terhadap Amerika Serikat dipandang sebagai hal yang tidak adil.
Selama masa kampanye, Trump juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah defisit perdagangan AS terhadap Cina.
Gedung Putih kembali menganggap bahwa subsidi Cina terlalu besar sehingga dianggap sebagai penyebab utama.
"Subsidi Cina melebihi yang seharusnya dan terus menjadi penyebab utama" kata wakil juru bicara Gedung Putih, Lindsay Walters.
"Alih-alih menargetkan ekspor AS, Cina harus menghentikan praktik perdagangan tidak adil, yang merugikan keamanan nasional AS dan mendistorsi pasar global," tambahnya.
Peringatan Beijing sejak bulan lalu