Wakapolres Tembak Adik Ipar
Awalnya Ngobrol Akrab. Benarkah Kompol Fahrizal Eksekusi Mati Adik Iparnya Bermotif Dendam?
Kami patut menduga, pelaku ada perasaan benci dan dendam. Tapi begitu pun kami tidak bisa menjawab, baru bisa menduga dan itu pendalaman
TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Oknum polisi Kompol Fahrizal menembak adik iparnya sendiri, bernama Jumingan, dengan menghabiskan seluruh peluru senjata api miliknya.
Masing-masing peluru senjata api jenis Revolver ini ditembakkan ke bagian kepala sebanyak 3 kali dan bagian kemaluan 3 kali.
Demikian disampaikan oleh Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw usai melakukan paparan Mapolda Sumut, Kamis (5/4/2018).
"Kami patut menduga, pelaku ada perasaan benci dan dendam. Tapi begitu pun kami tidak bisa menjawab, baru bisa menduga dan itu pendalaman bagi para penyidik kami yang akan melakukan pemeriksaan lanjutan," kata Paulus seperti dilansir Teribun Medan.
Menurut Kapolda, kuat duggan motif pelaku tega menembak korban hingga tewas karena dendam.
Namun Paulus tidak merinci perbuatan korban hingga menimbulkan dendam mendalam terhadap pelaku.
Motif pelaku ini masih dilakukan pendalamanan.
Baca: Kompol Fahrizal Tidak Menyesal Tembak Adik Iparnya. Apa Dendam Kesumatnya?
Baca: Sebelum Tembak Adik Ipar, Kompol Fahrizal Sempat Todongkan Senjata ke Ibunya Sendiri
Saat dimintai keterangan, Rabu malam, Kompol Fahrizal masih banyak memberikan keterangan , tapi belakangan justru banyak terdiam setelah kejadian.
Sementara itu, pihak keluarga masih menyimpan rapat-rapat latar belakang Kompol Fahrizal hingga murka dan menembak mati adik iparnya.
"Saksi yang kita punya hanya keluarga, jadi mereka masih keep (simpan) keterangan itu. Jadi hanya tahu cerita awal ketika yang bersangkutan dengan keluarga datang untuk menjenguk ibunya yang baru sembuh dari sakit," kata Paulus.
Kapolda mengatakan awal peristiwa penembakan tersebut saat korban tengah berbincang-bincang dengan ibunya yang bernama Kartini
Namun entah apa yang disampaikan Kartini hingga membuat bersangkutan bereaksi cukup keras kemudian melakukan tindakan tegas terhadap ipar kandungnya sendiri.
Saat ditanya apakah pelaku dalam pengaruh obat-obatan, Paulus Waterpauw mengatakan hasil tes darah sementara masih negatif.