Wakapolres Tembak Adik Ipar
Kartini Syok, Anaknya Kompol Fahrizal Pulang Kampung ke Medan untuk Jenguk Ibunda Sakit
Ia pulang ke Medan bersama istrinya untuk menjenguk keluarga dan pada Rabu itu ia menjenguk sang ibunda yang baru sembuh dari sakit.
Setelah disalatkan baru kemudian dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan sebentar, setelah itu dibawa ke Kisaran.
Kartini tak menyangka kedatangan Fahrizal Rabu malam itu justru berujung naas. Fahrizal pulang kampung setelah mendapat telepon dari sang ibunda yang mengeluh sakit.
"Waktu datang baik-baik aja. Dia nanya Mamak kenapa? Mamak mau makan apa?," kata Ani, seorang kerabat Kartini, seperti dilansir medanbisnisdaily.com.
Kedatangan Fahrizal ke rumah Elly malam itu pun berlangsung hangat dan tidak ada sama sekali gelagat akan terjadi tragedi yang mengerikan tersebut.
Fahrizal, istrinya, dan ibunya, beserta Jumingan duduk di ruang tamu dan berbincang akrab.
Fahrizal bahkan sempat memijat kaki ibunya. "Tapi nggak tahu kok bisa sampai begini. Mamaknya juga nggak nyangka," kata Ani.
Hingga saat ini, motif penembakan Jumingan oleh Fahrizal masih abu-abu.
Keluarga pelaku dan korban masih menutup rapat-rapat, bahkan kepada polisi sendiri, belum ada hal yang terungkap.
Seperti dilansir Tribun Medan dari sebuah sumber, setelah memijit ibunya sambil berbincang-bincang, Fahrizal tiba-tiba marah dan mengeluarkan pistolnya.
Pistol itu ditodongkan ke kepala ibunya.
Jumingan yang melihat itu kemudian berusaha melerai dan berkata, "Jangan, Bang..."
Namun, pistol itu justru diarahkan ke kepala Jumingan dan langsung ditembakkan.
Heni, istri korban yang merupakan adik kandung Fahrizal langsung ketakutan dan berlari ke kamar, lalu menguncinya.
Fahrizal, masih menurut sumber, sempat menggedor-gedor pintu kamar, namun sang ibunda mencoba melerai.
Sebelum meninggalkan rumah, Fahrizal kabarnya masih sempat menembakkan peluru lainnya ke arah Jumingan.