Kisah Kasiri, Buruh Wanita yang Ikut Program Padat Karya di Punggur: Diajak Tos Oleh Menteri BUMN

Ada yang menarik saat Menteri BUMN, Rini Soemarno meninjau program padat karya tunai di Kampung Panau, Punggur, Nongsa, Rabu (11/4/2018).

Penulis: Dewi Haryati |
Kasiri, menjadi buruh dalam program padat karya Kementerian BUMN di Punggur, Batam 

Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ada yang menarik saat Menteri BUMN, Rini Soemarno meninjau program padat karya tunai di Kampung Panau, Punggur, Nongsa, Rabu (11/4/2018).

Ia sempat bercengkrama dengan seorang pekerja perempuan bernama Kasiri.

Bahkan keduanya sempat melakukan 'tos' tangan sebagai pengganti jabat tangan.

Tak hanya itu, Rini juga meminta foto bersama dengan Kasiri.

Di temui di lokasi kegiatan, Kasiri mengaku kaget dengan kedatangan Menteri BUMN itu.

Pasalnya Rini datang langsung menepuk ringan pundaknya dari arah belakang.

Kasiri sendiri juga tak tahu sebelumnya, kalau orang yang menepuk pundaknya itu adalah seorang menteri.

"Saya kaget. Bu Menteri datang tepuk belakang saya: 'Ikut kerja juga?'," kata Kasiri menirukan kalimat Rini.

Ya, dari lebih kurang 300 masyarakat yang dilibatkan dalam program padat karya itu.

Kasiri termasuk satu di antara perempuan yang ikut kerja bangunan.

Saat itu Kasiri sedang mengangkat bongkahan batu untuk pembangunan drainase ke gerobak.

"Saya tak tahu kalau itu Bu Menteri. Tahunya karena banyak wartawan, terus diminta foto bersama. Bu Menteri juga mau salaman, tapi saya bilang tangan saya kotor. Ya sudah, kita tos saja," ujarnya.

Sulitnya mencari uang, ditambah anak-anaknya masih butuh uang untuk sekolah, sedangkan sang suami sudah dua tahun ini tak lagi punya pekerjaan tetap.

Hal itu mendorong Kasiri ikut kerja di program padat karya itu.

Bahkan anaknya juga ikut dilibatkan dalam program yang rencananya berlangsung selama tiga hari, sejak 10-12 April 2018.

"Lumayanlah untuk nambah-nambah uang, Mbak, kerja begini. Saya biasanya jualan sarapan kalau pagi," kata perempuan yang akrab disapa Bu Kas itu kepada Tribunbatam.id.

Ditambah lagi, kegiatan program Kemeterian BUMN itu hasilnya diperuntukkan juga bagi masyarakat sekitar.

Dari masyarakat untuk masyarakat. Sehingga mereka tak terlalu hitung-hitungan soal besaran upah yang diberikan.

"Karena, kalau hujan, air laut itu bisa sampai ke darat sehingga kerja tak maksimal. Ya senanglah ada program seperti ini," ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Zaitun. Laki-laki itu sudah dua hari ini ikut kerja di program padat karya ini.

Sebelumnya, sehari-hari Zaitun bekerja sebagai buruh.

"Kami senang dengan adanya program ini. Ada drainase yang permanen bermuara ke laut. Karena kalau air sudah naik, tanah ini turun-turun terus tergerus air," kata Zaitun.

Selain drainase, mereka juga akan membangun beberapa kamar mandi yang diperuntukan bagi masyarakat sekitar, yang umumnya tinggal tak jauh dari bibir pantai.

Besar harapan, ada bantuan batu miring ke depannya yang disalurkan pemerintah untuk daerah mereka.

"Karena kami tinggal kan dekat pantai. Setiap tahun itu, apalagi waktu angin utara, pasti ada pohon kelapa yang tumbang, dan tanah itu semakin tergerus. Lama-lama tanahnya hilang. Kalau bisa ada bantuan batu miring," harap Zaitun. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved