Inilah Pemuda yang Menewaskan Begal dan Jadi Tersangka, Ternyata Santri dari Madura
Pemuda berusia 19 tahun itu selama ini tinggal di Kabupaten Pamekasan Madura. Dia sudah sejak lima hari sebelum puasa berada di Kota Bekasi.
TRIBUNBATAM.id, BEKASI - Nama Mohamad Irfan Bahri/MIB (19) mendadak viral setelah menjadi tersangka karena membunuh begal bernama AS, (17) bersama rekannya IY, yang menyerangnya.
Usai duel berdarah di Jembatan Summarecon, Bekasi, Selasa (22/5/2018), pelaku AS dan IY yang sekarat sempat membuat laporan palsu.
Keduanya seolah-olah menjadi korban begal di Jalan Raya Perjuangan, Bekasi Utara oleh MIB alias Irfan.
"Iya, yang bela diri, tersangka satu yaitu MIB. Tapi kita sedang minta pendapat ahli pidana dari kalangan akademisi. Kita akan gelar perkara juga, itu kan masuk kategori terpaksa dalam keadaan bela diri atau seperti apa," ujar Kasat Reskrim Polres Bekasi Kota, AKBP Jairus Saragih.
Jairus mengatakan, di luar unsur bela diri atau tidak, ditetapkan sebagai tersangka karena diduga melakukan penganiayaan yang menyebabkan orang meninggal dunia.
"Penetapan tersangka itu bisa digugurkan, jika memang nanti dari hasil gelar perkara bersama ahli pidana menetapkan tindakan MIB murni disebut melakukan pembelaan saat dibegal," jelasnya.
Kendati demikian, Irfan tidak ditahan oleh polisi.
Baca: Waduh! Korban Begal yang Lawan Balik Pembegal Hingga Tewas Jadi Tersangka
Perampokan yang dialami Irfan terjadi saat berlibur di Bekasi di rumah pamannya di Jalan Agus Salim RT 04 RW 07 Kelurahan Bekasi Jaya, kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pemuda berusia 19 tahun itu selama ini tinggal di Kabupaten Pamekasan Madura.
Dia sudah sejak lima hari sebelum puasa berada di Kota Bekasi.
Irfan adalah santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Bandungan Kabupaten Pemekasan, Madura.
"Iya, sudah sejak lima hari sebelum puasa saya sudah di rumah paman di Kota Bekasi. Soalnya pesantren libur selama Ramadan, jadi saya milih liburan di sini (Kota Bekasi),"tutur Irfan saat ditemui Warta Kota di kediaman pamannya, Jalan Agus Salim RT 04 RW 07 Kelurahan Bekasi Jaya, kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/5/2018).
Irfan menceritakan, sebelum kejadian pembegalan yang dialaminya.
Pada Selasa (22/5/2018), usai salat tarawih, ia bersama sepupunya Achmad Rafiki (AR) dan teman sekampungnya jalan-jalan ke Alun-alun Kota Bekasi, disana ia sampai pukul 11.00 malam.
Teman sekampungnya yang lainnya pulang, ia dan AR yang penasaran lanjut ke Land Mark Kota Bekasi, nongkrong dan berfoto-foto.
Irfan masih penasaran sebab baru dua kali liburan ke Kota Bekasi, sehingga mengajak AR sepupunya untuk berfoto di jembatan Summarecon.
"Iya jembatan Summarecon itu kan terkenal tuh, selama ini saya cuma lihat di medsos aja. Jadi saya penasaran mau foto di sana. Habis itu, sekitar pukul 12.00 tengah malam saya foto-foto," kata Irfan.
Saat sedang berfoto, datanglah dua orang AS dan IY. AS langsung menghampiri Achmad Rafiki meminta handphone.
Tak kunjung diberikan akhirnya AS mengeluarkan celurit dalam balik jaketnya.
"Itu sudah hari Rabu dini hari, posisi saya sama sepupu, ya, sekitar tiga meter, karena kan memang saling bergantian foto. Sepupu saya kena sedikit sabetan celurit karena HP-nya langsung diberikan," ucapnya.
Setelah ke sepupunya, lanjut Irfan. AS kemudian menghampirinya dan juga meminta telepon genggamnya.
AS juga mengancam dengan celurit dan mengayunkan celuritnya ke atas.
Namun, Irfan berhasil menangkis dan merebut celurit dari tangan pelaku.
"Iya pas pelaku mengangkat celurit ke atas, saya reflek saja menangkisnya, dan saya tendang kaki pelaku sampai terjatuh, langsung saya rebut celuritnya dan balas bacok pelaku. Lalu saya ambil HP milik sepupu saya dari tangan orang itu," ujarnya.
Setelah HP direbut, ke dua pelaku kabur. Sedangkan Irfan dan sepupunya yang penuh dengan luka bacok langsung mencari klinik terdekat.
"Abis itu saya cari klinik buat obati luka bacokan. Usai diobati di klinik, saya dijemput paman, langsung membuat laporan di Polres Metro Bekasi, pada Rabu (23/5) pukul 04.00 subuh."
Irfan mengungkapkan, apa yang dilakukannya semata-mata hanya untuk membela diri, karena nyawanya terancam.
"Saya khawatir saat saya dan sepupu diancam pakai celurit. Saya cuma mikir, kalau saya enggak ngelawan saya bakal mati ,"paparnya.
Akibat kejadian itu, Irfan mengalami enam luka bacokan, di punggung, tangan, pelipis, sama paha.
Sementara itu sepupunya Achmad Rafiki mengalami satu luka bacokan di punggung.
Pelaku begal, AS yang diserang balik Irfan tewas usai mendapat perawatan di RS Anna Medika.
Sedangkan temannya IY, saat ini masih mendapatkan perawatan di RS Polri Kramat Jati dengan mengalami luka bacokan di bagian kepala dan punggung.
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Indarto, di Mapolrestro Bekasi, Jumat (25/5/2018) mengatakan, awalnya mereka mendapat laporan terkait kejadian perampasan HP dengan celurit di Flyover Summarecon.
Tidak lama setelah laporan itu, pihak RS Anna Medika menelpon pihak kepolisian kalau ada korban pembacokan.
"Kedua informasi berkaitan, Setelah ditelusuri faktanya korban pembacokan dirawat di RS itu merupakan pelaku yang ingin merampas HP di jembatan Summarecon," katanya.
"IY, korban yang luka parah sempat memberikan keterangan palsu soal kejadian. Setelah kami telusuri dan melihat laporan perampasan di Flyover Summarecon ternyata berkaitan, IY pun juga mengaku dirinya bersama AS melakukan perampasan HP,"ucapnya.
Dari hasil rekam jejak yang dimiliki Polres Metro Bekasi, kata Indarto, ternyata AS dan IY sudah beberapakali melakukan tindak kejahatan pencurian dengan kekerasan.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Korban Begal yang Membela Diri dari Aksi Begal di Bekasi Ternyata Santri Asal Madura
Penulis: Muhammad Azzam