Apa Kabar 10 Staf Khusus Gubernur Kepri, Kok Jarang Tampak di Kantor?

Para pejabat yang awalnya dibentuk untuk menjadi 'tangan kanan' Gupri ini diinisiasi oleh Mantan Gupri mendiang HM Sani.

Penulis: Thom Limahekin |
tribun batam
Ruangan staf khusus Gubernur Kepri (Gupri), Dompak, Tanjungpinang, Rabu (30/5/2018). 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG- Apa kabar para staf khusus Gubernur Kepri (Gupri)?

Para pejabat yang awalnya dibentuk untuk menjadi 'tangan kanan' Gupri ini diinisiasi oleh Mantan Gupri mendiang HM Sani.

Mereka ditugaskan Sani untuk menjembatani urusan masyarakat dengan pemerintah.

Pada awal masa kepemimpinan Sani, keberadaan 10 staf khusus masih terlihat.

Setidaknya mereka sering datang mendampingi Gupri dan berkantor di sebelah ruang lobi Kantor Gubernur Pulau Dompak, Tanjungpinang.

Namun, ketika jabatan Gupri beralih ke tangan Nurdin Basirun, keberadaan para staf khusus itu mulai tidak tampak.

Mereka jarang terlihat mendampingi Nurdin apalagi datang ke kantor Dompak yang telah disediakan.

Ruangan staf khusus Gubernur Kepri (Gupri) di Kantor Gubernur, Dompak, Tanjungpinang, Rabu (30/5/2018).
Ruangan staf khusus Gubernur Kepri (Gupri) di Kantor Gubernur, Dompak, Tanjungpinang, Rabu (30/5/2018). (tribun batam)

Pantauan TRIBUNBATAM.id, ruang kerja staf khusus Gupri itu memang tampak kosong selama ini.

Satu di antara staf khusus, Ahar Sulaiman, mengatakan dirinya memang ditugaskan untuk tidak sering berkantor di Dompak tetapi menangani beberapa urusan formal.

"Saya sedang mengurus minyak dan gas (Migas) serta pasir laut yang sekarang sedang dikejar Pemprov Kepri," ujar Ahar kepada TRIBUNBATAM.id, Rabu (30/5/2018) siang.

Ahar menjelaskan, tugas staf khusus adalah menjembatani urusan pemerintahan dengam masyarakat.

Jadi, apa kebutuhan yang tidak bisa disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah, bisa diberitahukan melalui staf khusus.

"Tetapi ada juga tugas formal. Misalnya, mengurus izin Migas dan pasir laut," jelas Ahar.

Sejak awal dibentuk mendiang Sani, staf khusus berjumlah 10 orang.

Namun, menurut Ahar, dalam perjalanan waktu, jumlahnya menjadi delapan orang.

Mereka adalah Herizal Hood, Saidul Kudri, Rini Fitrianti, Yanto, Hasibuan, Imanmuel Purba dan Azhar Hasyim.

"Pak Andi Anhar Chalid sudah mengundurkan diri," kata Ahar.

Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Kepri yang menangani bidang pemerintahan Sarafuddin Aluan menilai kehadiran staf khusus Gupri itu tidak terlalu urgen.

Sebab, Gupri sudah memiliki staf ahli.

"Mereka hanya mengekor gubernur saja. Tidak terlalu urgen juga tugas mereka," ungkap Aluan.

Kader PPP Kepri ini menegaskan, staf khusus tidak bisa digaji dari alokasi anggaran khusus.

Kalau Gupri hendak menggaji mereka, maka anggaran itu harus diambil dari anggaran operasional gubernur. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved