Kisah Shandra Setiawan, Mengubah Limbah Elektronik Jadi Emas Murni. Begini Cara Kerjanya
Teriakan,"Handphone rusak dibeli...handphone rusak dibeli,"merupakan kalimat yang kerap diucapkan para pencari telepon genggam rusak.
Sementara komponen lainnya biasanya dijual kembali.
"Itu yang nggak kepakai biasanya dikiloin lagi bisa diekspor ke Cina atau Korea. Enggak tahu juga di sana bakal diapakan," kata Shandra.
Ia menuturkan, pada tahap berikutnya, komponen yang diperoleh dari lempengan besi itu akan dibakar menggunakan las.
"Dari prosesor itu pakai timah ditaroh di mangkok dan api kayak las karbit. Dipanasin begitu, dibakar lalu dicelupin ke timah panas," katanya.
Setelah dicelup ke timah panas, barulah unsur-unsur emas dari benda tersebut muncul.
Tak hanya kandungan emas, ada pula kandungan perak dan tembaga yang muncul.
Kandungan emas yang muncul kemudian dilebur menggunakan zat kimia bernama netrit.
Setelah itu, jadilah logam emas berbentuk bulat yang siap dijual ke toko-toko emas.
Semua Barang Elektronik
Kata Shandra, hampir seluruh limbah barang elektronik bisa diolah kembali menjadi emas, mulai dari telepon genggam, komputer, hingga, modem internet.
"Bisa semuanya cuma kandungan kadarnya berbeda-beda. Kadarnya yang paling bagus itu ya dari (telepon genggam) Nokia jadul," kata Shandra.
Saat ditanya tentang keuntungan mengolah limbah elektronik, Shandra tak memberikan jawaban pasti.
Menurut dia, keuntungannya itu tergantung pada ukuran dan kualitas lempengan yang akan diolah.
"Ini saya beli satu lempengan bisa Rp 3.000-an untuk ukuran yang kecil bisa dapat 170 miligram emas. Kalau ukurannya besar, ya lebih banyak emasnya," kata dia.