Tausiah Ramadan
Tugas Manusia Sebagai Khalifah di Bumi
Dengan hati dan akalnya, manusia akan mampu membangun peradaban unggul dengan kemajuan teknologi yang hebat
Oleh: Kh Cholil Nafis, ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI)
TRIBUNBATAM.ID - Sering muncul pertanyaan tentang tugas manusia di muka bumi. Apa bedanya manusia dengan makhluk lain? Jika mengacu pada ayat-ayat Alquran sangat jelas tujuan manusia dipercaya mendiami bumi ini.
Cobalah kita cek lembaran-lembaran Alquran maka akan dijumpai pada surat Adz-Dzariyat: 56, yang artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Manusia tercipta dengan keunggulan potensi-potensinya dibanding dengan makhluk lain. Kemampuan manusia mengenal nama-nama (pengetahuan) di muka bumi dengan akalnya inilah yang menjadi alasan kenapa Allah memilihnya dibandingkan makhkuk lain, seperti malaikat maupun iblis.
Dalam QS: 30-34 menggambarkan betapa malaikat mengakui keunggulan manusia, meskipun sering menumpahkan darah sesama. Sementara iblis menolak untuk hormat kepadanya karena faktor egonya yang merasa lebih mulia karena diciptakan dari api dibanding manusia yang dari tanah.
Dalam ilmu mantiq disebut manusia adalah binatang yang berakal. Artinya, pada dasarnya manusia memiliki kesamaan dengan binatang yang memiliki insting dan nafsu, hanya saja dengan hati dan akalnya dia akan mampu membangun peradaban unggul dengan kemajuan teknologi yang hebat.
Belum lagi dengan kemampuan hatinya yang mampu menembus batas-batas keilahian yang bisa mencapai puncak sebagai insan kamil.
Karenanya, Allah tidak membiarkan manusia begitu saja dengan hanya menuruti tarikan nafsunya. Jelas Allah SWT. tidak memerintahkan manusia hanya untuk makan, minum, melepas lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup.
Ingatlah, bukan hanya dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan manusia. Akan tetapi ada tujuan besar di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya.
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS: Al-Mu'minun: 115). Ilmuwan muslim terkenal masa lalu, Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya, Madarijus Salikin, mengatakan, "Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya?
Tentu saja tidak. Manusia dan jin diciptakan dengan tujuan besar. Sebagai khalifah di muka bumi tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang.
"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?" (QS: Al-Qiyamah: 36).
Dua tugas utama dari penjelasan itu menyiratkan pesan bahwa manusia memiliki misi besar selama dipercaya hidup di dunia. Namun demikian, selain beribadah, karena bumi ini luas dan manusia dikaruniai akal budi yang hebat, maka manusia harus pula menjalankan tugas-tugas khalifah sebagai berikut:
Pertama, memakmurkan bumi. Manusia memiliki kewajiban kolektif yang dibebankan Allah kepadanya. Manusia diberikan keleluasaan untuk mengeksplorasi kekayaan bumi untuk kemanfaatan sebanyak-banyaknya umat manusia dan makhkuk lain.
Tugas eksplorasi ini harus dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan, dilakukan dan dinikmati secara adil dan merata.