Jelang KTT Trump-Kim di Singapura, Pebisnis dan Wisman Mulai Khawatir Apakah Sentosa Tetap Buka?
Pertanyaan demi pertanyaan pun dilontarkan baik oleh pengelola pariwisata di sana maupun calon pengunjung, apakah Sentosa tetap beroparasi?
TRIBUNBATAM.id, SINGAPURA- Setelah diumumkan Pulau Sentosa, tepatnya di Hotel Capella, sebagai tempat pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, pertanyaan demi pertanyaan pun dilontarkan baik oleh pengelola pariwisata di sana maupun calon pengunjung.
Dikutip dari ChannelNewsAsia, Kamis (7/6/2018), Manajer Pemasaran Mambo Beach Club Pulau Sentosa Putera Alexavier mengatakan, sejak kemarin dirinya terus dihubungi oleh para pelanggan.
Para pelanggan khawatir selama konferensi tingkat tinggi (KTT) berlangsung, apakah mereka tetap bisa datang ke Sentosa atau tidak.
"Karena mereka mengetahui bahwa ini (KTT) akan berlangsung di sini, telepon saya terus berdering,"kata Alexavier.
Dia menambahkan, para pelanggannya bertanya-tanya apakah pihaknya akan tutup atau bagaimana.
"Mereka bertanya apakah kami akan ditutup atau akan beroperasi seperti biasa. Jadi kami meyakinkan mereka bahwa sementara mungkin ada penundaan di pihak mereka - dalam hal pemeriksaan keamanan (di pihak kami), Saya ragu akan ada masalah,"katanya.
Menurut perintah, sesuai dengan pengumuman yang telah diedarkan pada 5 Juni lalu bahwa dari Pelabuhan Harbourfront sampai ke Pulau Sentosa telah ditetapkan sebagai zona KTT.
Pengamanan akan dilakukan ekstra ketat mulai tanggal 10-14 Juni.
Di area khusus acara, akan ada zona tersendiri di mana pemeriksaan keamanan yang lebih ketat kepada setiap orang, bawaannya, dan kendaraan.
Zona khusus di Sentosa mencakup area Universal Studios Singapore dan Hotel Capella.
Baca: Donald Trump dan Kim Jong-un Bertemu di Pulau Bajak Laut, Tempat Pembantaian Perang Dunia II
Baca: Kemewahan Hotel Capella & Shangri-La yang Jadi Penginapan Donald Trump dan Kim Jong-un di Singapura
Baca: 10-14 Juni, Pengamanan di Singapura Super Ketat. 4 Hal Ini Wajib Diketahui Selama Berada di Sana
Namun, Alexavier yakin bisnisnya yang terletak di sepanjang Pantai Siloso, tidak akan terpengaruh dengan pengamanan KTT tersebut.
"Kami tidak mengharapkan lebih banyak orang untuk datang ke Sentosa atau Mambo itu sendiri. Apa yang kami harapkan adalah kedatangan tamu seperti biasa saja dengan tingkat kunjungan 90 persen," katanya.
Pendiri dan CEO iFly Singapore Lawrence Koh sependapat dengan Alexavier dan mengatakan bisnis akan berjalan seperti biasa, begitu juga dengan pusat skydiving, yang terletak di sepanjang Pantai Siloso, Sentosa.
"Karena sebagian besar akan terbatas pada kompleks Capella, kami tidak akan melihat gangguan ke seluruh atraksi Sentosa, termasuk kami," kata Koh.
Namun, karena ada pemeriksaan yang lebih ketat, pihaknya menyarankan agar tamu datang lebih awal masuk ke Sentosa.
Logistik Teganggu
Walaupun secara umum atraksi wisata tetap beroperasi seperti baisa, namun pebisnis wisata di Sentosa mulai merasa ada gangguan karena KTT tersebut.
Gangguang tersebut utamanya adalah masalah logistik karena akan ada keterlambatan pengiriman pasokan makanan.
Menurut seorang anggota staf di Bali Thai, sebuah restoran di Resorts World Sentosa, pemasok logistik sudah menelepon pihaknya dan memberitahu bahwa mereka tidak akan dapat melakukan pengiriman antara 10-18 Juni karena KTT.
"Mereka telah menyarankan kami untuk memesan lebih awal, yang memang bukan cara kerja biasa,"kata asisten manajer Bali Thai, Rojanie Tiongson.
Baca: Beredar Kabar AS Bayar Pengeluaran Korut Selama di Singapura, Ini Jawaban Kemenlu AS
Baca: Saking Semangatnya, Para Penerima Nobel dan Singapura Berebut Tanggung Biaya KTT Trump-Kim
"Untuk saat ini baru satu pemasok. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang."
The Sentosa Development Corporation (SDC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengharapkan pengertian dari para tamu, warga sekitar, dan pemangku kepentingan yang ingin mengunjungi daerah-daerah di sekitar Capella Singapura.
"SDC ingin meyakinkan penduduk setempat dan wisatawan bahwa bisnis akan berjalan seperti biasa dan tetap ada penawaran rekreasi unik di Sentosa. Kami berharap dapat menyambut semua orang ke pulau ini," kata seorang juru bicara SDC. (ChannelNewsAsia)