Piala Dunia 2018

Rusia Tutup Bisnis Esek-esek Selama Piala Dunia, Tapi Ada Pengusaha yang Buka Hotel 'Boneka'

Presiden Vladimir Putin menggambarkan PSK Rusia "yang terbaik di dunia" dan negara itu terkenal dengan industri seks pada tahun 1990-an.

TRIBUNBATAM.id, MOSKOW - Awal minggu depan, Russia akan dibanjiri oleh jutaan orang yang ingin menyaksikan Piala Dunia 2018 yang akan dimulai pada 14 Juni.

KIehadiran para pendukung sepak bola dari 32 negara itu tentunya akan menjadi berkah bagi perekonomian negara komunis tersebut.

Berbagai bisnis akan menggeliat menyambut para tamu yang akan membelanjakan uangnya sekitar dua minggu di 16 kota negara tersebut.

Kendati demikian, ada bisnis yang justru dilanda kesuraman, yakni bisnis maksiat yang sebenarnya sangat terkenal di negara itu.

Baca: Misteri Terungkap, Artis Cantik Korea yang Bunuh Diri, Dipaksa Layani 31 Tokoh Terkenal

Baca: Sindikat Narkoba Jaringan Aceh-Batam-Malaysia Terbongkar, 12 Orang Ditangkap

Baca: Ngga Nyangka, Ini 10 Alasan Mengapa Bule Suka Nikahi Wanita Indonesia, Nih Bocorannya

Para PSK dari ratusan rumah bordil yang berharap akan mengeruk banyak uang dari para tamu yang ingin "mencicipi" layanan mereka, justru dilarang oleh pemerintah.

Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mencitrakan Piala Dunia 2018 ini sebagai ajang yang bersih dari maksiat.

Padahal, Putin sendiri pernah menggambarkan bahwa pelacur Rusia sebagai "yang terbaik di dunia" dan negara itu terkenal dengan industri seks sejak 1990-an.

Pimpinan organisasi kelompok pekerja seks satu-satunya di negara itu, Silver Rose, mengeluhkan ancaman penangkapan dari kepolisian kepada rumkah bordil yang berani buka pada gelaran kejuaraan sepak bola terbesar di dunia itu.

Irina Maslova kepada Kantor Berita AFP mengatakan, tindakan keras polisi akan membuat mustahil bagi mayoritas PSK untuk bisa melakukan pekerjaaannya meskipun tidak sedikit suporter yang mencari PSK selama di Rusia.

"Kebanyakan bordil ditutup karena peringatan dari polisi... Mereka yang tetap buka akan menghadapi risiko mereka sendiri," kata Maslova yang memiliki anggota di lebih dari 40 kota di seluruh Rusia.

Maslova mengatakan bahwa aturan pemerintah Rusia tentang pelanggaran hukum tersebut sebenarnya berstandar ganda karena pengusaha yang memiliki “krysha” atau beking akan tetap buka.

Mereka mampu membayar persentase dari pendapatan mereka kepada pejabat dan polisi dengan imbalan perlindungan.

Maria, seorang PSK di sebuah salon di Saint Petersburg, satu dari 16 kota tuan rumah Piala Dunia mengaku sudah mendengar sejumlah rumah bordil yang tutup baru-baru ini.

Irina Maslova

Kemungkinan besar mereka gagal bernegosiasi dengan pihak berwenang.

Sebenarnya, upaya Rusia untuk meredam menjamurnya bisnis maksiat ini sudah dilakukan sejak tahun 2014 setelah mereka dipaksa untuk "memangkas harga" setelah krisis keuangan tahun 2014.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved