Sebaiknya Anda Tahu
Jangan Kaget! Benarkah Wanita Lebih Mudah Marah Saat Lapar? Begini Jawaban Ilmiahnya
Benarkah rasa marah terkait perut lapar, terutama di kaum wanita. Begini penjelasan ilmiahnya!
TRIBUNBATAM.ID-Anda mungkin pernah merasa gusar atau ingin marah saat sedang kelaparan. Hal serupa juga dialami Jessica Fostekew. Dua minggu setelah ia melakukan diet rendah kalori, Jess menjadi pribadi yang galak.
Suatu ketika ia pernah mengamuk saat sedang mengendarai mobil, hanya karena mobil di belakangnya yang ditumpangi pria bertubuh besar mengklaksonnya di lampu merah.
Tak tinggal diam, Jess memutuskan turun dari mobil dan menantang para pria itu untuk berkelahi. Bukannya disambut, Jess justru ditertawakan. Ia akhirnya kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan dengan emosi.
Baca: Ini 5 Makanan Sehat yang Berbahaya Jika Dikonsumsi di Waktu yang Salah, Ada Nasi?
Baca: Inilah Subutai, Si Anjing Perang dari Kekaisaran Mongol yang Terlupakan. Ini Sepak Terjangnya
Baca: Kubilai Khan, Kaisar Agung Mongol Sepak Terjangnya Tersandung di Tanah Jawa!
Baca: Jangan Panik! Penyakit Asam Urat Dapat Diatasi Pakai 3 Ramuan Alami! Ini Rahasia Membuatnya!
"Saya menepi dan saya menangis penuh amarah. Saya kemudian bersumpah untuk tidak melakukan diet karbohidrat lagi," imbuhnya.
Sophie Medlin, dosen nutrisi dan diet dari Kings College London mengatakan, para ahli gizi telah lama menyadari kelaparan dapat membuat orang lekas marah.
"Ketika gula darah turun, kortisol dan adrenalin meningkat di dalam tubuh kita. Itu adalah hormon yang menentukan respon naluriah kita," jelasnya.
Hal tersebut kemudian memengaruhi otak, di mana neuropeptida yang dikeluarkan neuron mengendalikan bahan kimia di otak. "Yang memicu rasa lapar, sama dengan yang memicu kemarahan dan kegusaran serta perilaku jenis impulsif.
Jadi itulah mengapa Anda mendapatkan respon yang sama," katanya. Benarkah perempuan lebih mudah marah saat lapar? Kita semua pernah mengalami kegusaran yang menggelora saat kelaparan.
Namun, benarkah hal ini disebut lebih sering terjadi pada perempuan daripada pria? Ditambah lagi, banyak artikel yang membahas marah karena lapar sering diilustrasikan dengan teriakan, wanita yang stres.
Menjawab pertanyaan itu, Medlin menegaskan gagasan tersebut sama sekali tidak benar. "Ini (marah karena lapar) bisa terjadi pada siapa saja dan mungkin dalam ilmu saraf sebenarnya lebih mungkin terjadi pada pria daripada perempuan."
Ia menjelaskan, pria memiliki lebih banyak reseptor untuk neuropeptida, zat kimia yang memengaruhi otak dibanding perempuan. "Zat kimia dipengaruhi oleh hal-hal seperti fluktuasi estrogen, sehingga mungkin beberapa perempuan gusar pada waktu yang berbeda dalam siklus mereka," kata Medlin.

"Tapi secara biokimia, dalam terminologi neurologi, pria jauh lebih mungkin mengalaminya daripada wanita," terangnya. Itu karena tingkat testosteron yang lebih tinggi dikombinasikan dengan lebih banyak reseptor untuk neuropeptida.
Pada akhirnya, pandangan perempuan lebih gusar karena lapar bisa saja merupakan inkarnasi lain dari stereotip gender yang berlaku, termasuk stigmatisasi laki-laki yang menyatakan perasaan mereka.
"Mungkin pria belum merasa mampu berbicara tentang hubungan emosional yang mereka miliki dengan makan dan dengan rasa lapar dan mungkin itu sebabnya diasumsikan bahwa gusar karena lapar itu adalah sifatnya perempuan, padahal tentu saja, itu dimiliki semua manusia," kata Jess Fostekew.
"Setiap orang memiliki hubungan yang cukup rumit dengan makanan," kata Sophie Medlin.