SEJARAH
16 Agustus 1945, Peristiwa Soekarno-Hatta Diculik Sekelompok Pemuda, Dilarikan ke Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok, adalah peristiwa penculikan terhadap Soekarno dan Muhammad Hatta oleh sejumlah pemuda
TRIBUNBATAM.id - Hari ini, 16 Agustus tahun 1945 terjadi peristiwa bersejarah yang dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok, adalah peristiwa penculikan terhadap Soekarno dan Muhammad Hatta oleh sejumlah pemuda, Chaerul Saleh dkk yang dikenal dengan perkumpulan Menteng 31.
Akibat peristiwa itu pula, Rengasdengklok hampir menjadi pusat pemerintahan Indonesia Merdeka, jika skenario perebutan kekuasaan dari Jepang yang direncanakan pemuda itu berjalan mulus.

Proklamator Republik Indonesia Soekarno dan Mohammad Hatta (*)
-
Baca: 6 Fakta Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pakai Tulisan Tangan Soekarno dan Sempat Terbuang
-
Baca: Masa Penjajahan Belanda, Soekarno Pernah Menghuni Penjara Sukamiskin. Begini Kisahnya
Baca: Ungkapan Cinta dan Rayuan Maut Bung Karno Ini Bikin Perasaan Fatmawati Tak Menentu, Ini Kisahnya
Tetapi karena Bung Kamo dan Bung Hatta "dilarikan" ke kota kecil ini pula, hari keramat jatuh pada tanggal 17 Agustus bukan 16 Agustus.
Nama Rengasdengklok selalu muncul mengisi halaman media massa saat menjelang peringatan ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI.
Soalnya, sehari menjelang proklamasi kemerdekaan, Bung Karno dan Bung Hatta "dilarikan" ke kota kecil yang letaknya 20 km sebelah utara Karawang, Jawa Barat, ini.
Sudah banyak versi yang mengungkapkan, bagaimana kisah dua tokoh proklamator tersebut selama dalam perjalanan sampai berada di tangsi Peta (Pembela Tanah Air) Rengasdengklok dan akhirnya kembali lagi ke Jakarta.
Tetapi dari sedikit catatan tentang peristiwa itu, ternyata almarhum Bung Hatta sebagai salah seorang pelakunya pernah menulis Peristiwa Rengasdengklok.
Bung Hatta juga pernah berkunjung ke kota kecil ini pada tahun 1973 bersama dengan Brigjen Nugroho Notosusanto yang saat itu menjabat kepala Pusat Sejarah ABRI.

Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan RI (wikipedia)
Tidak banyak diketahui umum hasil pembicaraan dalam rekonstruksi sejarah proklamasi kemerdekaan RI dengan kota kecil ini karena pembicaraan dilakukan di di ruang tertutup.
Namun jauh sebelumnya, Bung Hatta pernah menuangkan pengalamannya dalam Mimbar Indonesia 17 Agustus 1951 no. 32/33, menanggapi buku Sedjarah Perdjuangan Indonesia yang kemudian dijadikan salah satu lampiran buku Documents Historica yang disusun Osman Raliby.
Tulisan tersebut bertujuan meluruskan sejarah detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan RI, ketika Bung Karno, Bung Hatta, dan Ibu Fatmawati bersama Guntur yang saat itu baru berusia sekitar tiga bulan, dibawa ke Rengasdengklok.
Kisah perjalanan yang acap kali disebut sebagai "penculikan" itu sudah banyak diungkapkan dengan banyak versi.
Sebagai salah seorang pelaku yang mengalami langsung peristiwa tersebut, untuk pertama kalinya Bung Hatta menuangkan pengalamannya secara tertulis dan sekaligus memberikan analisisnya tentang kegagalan skenario proklamasi Indonesia Merdeka yang direncanakan para pemuda.
Ketika menyusun tulisan tersebut, tentu saja ingatan Bung Hatta masih sangat segar. Peristiwa yang dialami, baru enam tahun berlalu.