HUT RI

Pernah Bawa Bendera Pusaka, Ki Jaga Raksa Bukan Kereta Kencana Biasa. Ada Kisah Mistis Melingkupinya

Kereta Kencana Ki Jaga Raksa dari Purwakarta ini pernah dipakai saat upacara Peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan RI di Istana Negara

Tribun Jabar/Mega Nugraha
Seorang PNS di bagian umum Sekretariat Pemkab Purwakarta tengah menyimpan dupa di bawah kereta kencana Ki Jaga Karsa. Foto diambil beberapa waktu lalu. 

TRIBUNBATAM.id - Bagi Anda yang berdomisili di Kabupaten Purwakarta, tentu tidak asing dengan kereta Kencana bernama Ki Jaga Raksa.

Ya, kereta kencana itu sering diturunkan sebagai bagian dari rangkaian hari jadi kabupaten di Provinsi Jawa Barat itu.

Selain itu, kereta kencana tersebut juga pernah digunakan saat upacara Peringatan HUT K3-71 Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta Pusat, 17 Agustus 2016.

Baca: Ngunduh Mantu. Jokowi Kirim 7 Kereta Kencana dengan 14 Kuda ke Medan

Baca: Usai Upacara, Warga Villa Muka Kuning Meriahkan HUT RI dengan Aneka Lomba

Baca: Lihat Sepatu Lepas saat Gladi Bersih Upacara HUT RI, Ini Kata Walikota Batam

Dalam upacara tersebut, bendera pusaka merah putih dikirab dari Monumen Nasional menuju Istana Negara menggunakan kereta kencana dari Purwakarta.

Kereta yang dinamakan Ki Jaga Raksa oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ini dipindahkan dari Purwakarta dengan upacara adat Sunda.

Tidak hanya itu, pemindahan juga dikawal oleh pasukan TNI Angkatan Darat.

Pada 2016 itu, empat kereta kencana diarak dari Gedung Negara ke Jalan Veteran, Jakarta.

Warga yang melihat saat itu dilarang mengambil gambar kereta kencana dengan alasan untuk menjaga kesakralan.

Kisah mistis

Ki Jaga Raksa merupakan salah satu kereta kencana fenomenal di Purwakarta.

Kereta kencana dengan tempat duduk tertutup dan di bagian atas luarnya terdapat mahkota raja.

Kereta tersebut terbuat dari kayu jati, hanya bagian shock breaker dan bagian batang roda yang terbuat dari baja.

Setiap hari, sejumlah PNS di bagian umum membersihkannya dari debu.

Selain itu, mereka menyimpan semacam dupa di bagian bawah kereta.

"Ini cuma dipakai setahun sekali saat hari jadi Purwakarta," ujar seorang PNS di bagian umum yang enggan disebutkan namanya, beberapa waktu silam.

Saat ditemui Tribun, ia dan tiga rekan lainnya tengah membersihkan empat kereta kencana tersebut.

Ia pun sempat mengisahkan berbagai pengalamannya membersihkan kereta itu.

Suatu hari, ia membersihkan kereta Ki Jaga Raksa.

Namun, ia lupa tidak menyalakan dupa di bagian bawah kereta.

Ia membersihkan kereta hingga menaiki kereta di bagian atas yang terdapat ukiran kayu jati membentuk mahkota raja.

"Saat saya berada di bagian paling atas kereta, tiba-tiba saja ada yang mendorong hingga saya jatuh terbanting, padahal saat itu tidak ada siapa-siapa. Lalu saya cerita sama orang dan ternyata memang saat itu saya lupa memberi dupa," ujarnya.

Kereta kencana itu sendiri kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dibawa dari Keraton Solo pada 1998 dan dipakai sekali dalam setahun saat peringatan hari jadi Purwakarta.

"Yang mindahin kereta ke jalan raya ini bukan orang sembarangan, butuh empat orang atlet angkat besi untuk menurunkan kereta dari halaman gedung negara sampai ke bawah. Itu karena berat. Biasanya ini dipakai saat peringatan hari jadi Pemkab Purwakarta," ujarnya.

Soal penamaan dua nama itu, kata dia, karena dua kereta itu paling fenomenal.

"Setahu saya karena yang mendiami kereta itu ada Ki Jaga Raksa dan Nyi Mas Melati dan pada hari-hari tertentu disimpan semacam sesajen di bawahnya," ujarnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved