Sebaiknya Anda Tahu

Inilah Kisah Tong Sampah yang Tak Pernah Digeser, Tempat Informasi Intelijen Saat Perang Dunia

Banyak peristiwa aneh yang terjadi dalam bulan Agustus 1945 setelah tersiar berita bahwa PD II selesai. Antara lain yang terjadi di daerah Aceh

via intisarionline
Ilustrasi 

Pada waktu-waktu tertentu setiap hari ia harus berhubungan dengan markas Sekutu di Colombo. Sambil bekerja dikantornya sekaligus ia dapat bekerja mengirimkan informasi-infromasi dan menerima instrusi-instruksi.

Pengiriman berita sudah tentu sama sekali tidak kentara karena kelihatannnya seakan-akan ia sedang memutar jam. Dan kalau ia sedang menerima berita, nampaknja seperti seseorang yang sedang memikirkan sesuatu. Jadi tidak mencurigakan.

Tangan kanan menulis sedang siku tangan kiri diatas meja dan jari-jari memegang kepala lekat telinga. Dengan demikian suara bisik-bisik dari pesawat penerima dapat didengarnya.

Lain pula cerita tentang seorang spion, dari phak Sekutu juga, yang bekerja sebagai pesuruh di markas kesatuan tentara Jepang didaerah Lho 'Ngadra kira-kira 14 kilometer dari Kutaraja.

Tiga tahua lamanja ia bekerja disitu sebagai pesuruh hingga saat pihak Jepang menyerah.

Pesuruh tersebut adalah seorang Indonesia asli dan perhubungannya sebagai spion sama juga seperti Perwira Jepang tadi, yaitu dengan markas pihak Sekutu di Colombo.

Pekerjaannya setiap hari sebagai pesuruh hanyalah membersihkan ruangan serta halaman, mengumpulkan dan membuang sampah, yang dimasukkannja dalam tong sampah untuk kemudian diangkut dengan truk.

Di belakang markas ada sebuah tong sampah yang selama mata-mata tersebut tiga tahun bekerja disitu, tidak pernah digeser dari tempatnya.

Tong sampah inilah yang memegang peranan penting dalam tugasnya sebagai spion. Mujur baginya bahwa tong sampah yang tidak pernah bergeser dari tempatnya ini, tidak pernah menarik perhatian para petugas tentara Jepang.

Alas dari tong sampah ini dilapisnya dengan semen tebal sehingga menjadi berat dan tidak mudah tergeser.

Tepat dibawah tong tersebut dibuatnya ruangan kecil di dalam tanah, di mana ditempatkannya sebuah pesawat pemancar kecil, sebuah pesawat penerima dan batere.

Dengan alat-alat itulah sipesuruh selama tiga tahun dapat berhubungan dengan Colombo, mengirimkan informasi-informasi dan menerima instruksi-instruksi.

Dari kedua kisah diatas, ternyata bahwa, ha-hal yang nampaknya tidak berarti dapat mempunyai akibat besar. (Intisarionline)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved