Fakta Hasil Rekonstruksi, Hendak Tolong Haringga, Tukang Bakso Pingsan Didorong Pelaku

Karena kuatnya dorongan mereka, tubuh renta Adang Ali pun tumbang dan akhirnya tersungkur di aspal beton di dekat pintu Gerbang Biru Stadion GBLA.

erdyan adhy nugraha/tribun jabar
Lingkaran hitam merupakan tempat Haringga tewas dikeroyok oknum suporter Persib Bandung, Minggu (23/9/2018). Darah masih terlihat di trotoar dan jalan tempat warga Cengkareng itu meregang nyawa. 

TRIBUNBATAM.id, BANDUNG - Fakta baru kasus pengeroyokan Haringga Sirla (23), suporter Persija Jakarta di Stadion GBLA Bandung terungkap dalam rekonstruksi kasus tersebut di lokasi kejadian, Rabu (26/9/2018).

Dalam rekonstruksi tersebut, ternyata ada sejumlah pihak yang berusaha melerai pengeroyokan tersebut.

Salah satunya adalah Adang Ali (67), penjual bakso di lokasi kejadian.

Dalam rekaman ‎kasus tersebut, tampak terlihat roda pedagang bakso.

Sementara itu, korban tampak dikeroyok persis di samping kanan roda.

Saat rekonstruksi, Adang Ali mengatakan tidak mengetahui bagaimana awal mula Haringga ketahuan teridentifikasi sebagai seorang suporter Persija.

Ia baru melihat korban diseret dan diteriaki sekelompok suporter Persib bahwa ia adalah anggota The Jak Mania.

Baca: Soal Kematian Haringga Sirila, Ketum PSSI Sebut Belum Tentu Hanya Persib yang Bersalah

Baca: Rekonstruksi Pengeroyokan Haringga Sirla, Korban Laga Persib vs Persija. Ada 16 Adegan

Baca: Sebelum Haringga Meninggal, Ternyata Ini Penyebab Almarhum Dikeroyok Brutal

"Saya tidak tahu awal mulanya bagaimana. Saya baru lihat korban‎ diseret dan diteriaki. 'Ieu aya budak The Jak, kadarieu (ini ada anak The Jak, ayo kesini), sambil saya lihat sudah ada yang memukuli, tapi belum berdarah seperti di video," ujar Adang menirukan teriakan sekelompok suporter Persib saat kejadian.

Ia sudah lama berdagang di Stadion GBLA, terutama saat Persib berlaga atau acara lain di GBLA.

Saat itu, ia membawa cucu dan istrinya.

Melihat kejadian itu, sebagai orang tua, ia kemudian berusaha melerai sekuat tenaga.

"Saya berusaha melerai karena kasihan saya lihat dia sendirian. Apalagi dia dipukuli dari segala arah, saya halangi juga mereka yang memukuli. Tapi saat saya sedang hentikan mereka yang memukuli, ada lagi yang memukuli dari arah lainnya. Saya berusaha hentikan mereka yang memukul dari segala arah, tapi sayanya yang didorong-dorong sama mereka," ujar Adang.

Karena kuatnya dorongan mereka, tubuh renta Adang Ali pun tumbang dan akhirnya tersungkur di aspal beton di dekat pintu Gerbang Biru Stadion GBLA.

Ia mengaku tak tega melihat Haringga dikeroyok oleh puluhan orang.

"Saya kecapean, tubuh saya didorong-dorong hingga akhirnya saya tak sadarkan diri dan pingsan," ujar Adang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved