RATNA SARUMPAET DIANIAYA

Ratna Sarumpaet Kariernya dari Sutradara dan Aktivis, Kini Dipukuli Orang. Kenapa tak Lapor?

Aktivis Ratna Sarumpaet dikabarkan menjadi korban penganiayaan orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat.

Ratna Sarumpaet 

Film ini ia sutradarai sendiri dan diperankan oleh putrinya Atiqah Hasiholan dan berhasil mendapat berbagai penghargaan di festival film internasional.

Tahun 2010, Jamila dan sang Presiden diterima oleh panitia Academy Awards ke-82 sebagai wakil Indonesia dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.

3. Jadi aktivis

Di tahun 1997 silam, ia memutuskan untuk melakukan perlawanan. Ratna menghentikan sementara kegiatannya sebagai seniman dan mengumpulkan 46 LSM lalu membentuk aliansi bernama Siaga.

Organisasi ini merupakan yang pertama menyerukan agar Soeharto lengser. Setahun kemudian ia mendapatkan penghargaan Female Human Rights special Award dari The Asian Foundation For Human Rights di Tokyo, Jepang.

4. Mendirikan crisis centre

Ratna Sarumpaet lalu mendirikan Ratna Sarumpaet Crisis Centre yang menangani masalah kelaparan, korupsi, hingga KDRT.

Ketika bencana tsunami menghentak Aceh dan Nias, RSCC dijuluki semua pihak sebagai kelompok paling militan. Masuk paling awal mengevakuasi mayat dan berhenti paling akhir. Tak heran jika kemudian RSCC dianugerahi Tsunami Awards pada 2005.

5. Penulis Novel

Tak hanya menulis naskah dan skenario drama serta film, mertua Rio Dewanto ini juga meluncurkan novel berjudul Maluku Kobaran Cintaku pada 10 Desember 2010.

Novel ini dilatarbelakangi kerusuhan antar agama yang pernah terjadi di Maluku tahun 1999-2004.

6. Ditangkap hingga Dipenjara

Beberapa kali ia ditangkap dan harus mendekam di sel. Pada 1997, dia sempat dikurung ketat oleh kepolisian di sepanjang jalan Warung Buncit, di mana Ratna dan kawan-kawan mengusung sebuah keranda bertuliskan “DEMOKRASI”.

Karena hal ini Ratna dan kawan-kawannya sempat ditangkap dan diinterogasi selama 24 jam. Maret 1998, ia ditangkap dan dipenjara selama 70 hari karena menyebarkan kebencian dan menghadiri pertemuan politik "anti-revolusioner".

Hal yang sama juga terjadi pada 2 Desember 2016 lalu. Ratna ditangkap di sebuah hotel di Jakarta karena dicurigai menjadi bagian dari kelompok yang diduga merencanakan kudeta terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo. Namun ia dibebaskan keesokan harinya.

7. Juru Kampanye

Kini, ia tercatat sebagai satu juru kampanye pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto serta Sandiaga Uno.

Ia juga dikenal sebagai salah satu sosok yang kerap mengkritisi kebijakan pemerintah. Aksi-aksinya juga kerap ditentang karena dianggap provokatif. Di sejumlah daerah, kehadirannya kerap ditentang dan dihadang massa. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved