Tidak Hamil Tapi Telat Haid? Jangan Panik, Ini Penjelasannya!
Mulai dari siklus menstruasi yang biasanya berlangsung setiap 21-35 hari atau paling cepat 3 minggu dan paling lama 5 minggu.
Nah, amenore sekunder muncul karena ada gangguan organ di atas. WHO sendiri menyebut ada empat klasifikasi sehingga menyebabkan gangguan.
"Pertama, gangguan dengan hormon otak dan hormon ovarium yang rendah (hipogonadotropin-hipogonadism), gangguan dengan hormon otak dan hormon ovariumnya normal (normogonadotropin-normogonadism), gangguan hormon otak tinggi tapi hormon ovarium rendah (hipergonadotropin-hipogonadism), dan gangguan hiperprolaktinemia," ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu.
Pada perempuan yang mengalami amenore sekunder, kebanyakan karena hormon ovariumnya normal namun ada gangguan pematangan telur, atau interaksi poros dari hipotalamus-hipofisis-ovarium, seperti dalam kategori kedua.
Hal ini sering disebut sebagai polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik.
Yassin menyarankan bagi perempuan yang mengalami siklus haid tidak normal untuk segera memeriksakan ke dokter agar dapat segera ditangani permasalahannya sesuai penyebab gangguan.
Gangguan seperti ini tak hanya membuat haid tidak normal, tetapi juga dapat mengganggu peluang kehamilannya.
Di mana salah satu syarat hamil adalah ada sel telur yang siap dibuahi. Bagi perempuan yang haidnya normal, dia bisa menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi.
"Tapi, jika ada gangguan haid, dia tidak memiliki sel telur yang bisa dibuahi," katanya. (*)
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Telat Haid tapi Tak Hamil, Ada Apa dengan Tubuh?"