BATAM TERKINI
Jualannya Sempat Laris, Setelah Peralatan Jual Dawet Ayu Dicuri Begini Nasib Pria Ini Sekarang
Beberapa peralatan dagangan usahanya untuk membuat Es Dawet Ayu milik Sugyantoro raib dicuri orang. Begini nasibnya sekarang.
Penulis: Alfandi Simamora |
"Dari pekerjaan semir sepatu inilah saya bisa menyambung hidup sampai sekarang, sejak tahun lalu saya mengalami pergumulan berat dalam hidup saya,"katanya.
Ia pun mengakui, dari hasil pekerjaan semir sepatu setiap hari Jumat di satu masjid yang dirinya datangi itu hasil tidak menentu ia dapatkan.
Terkadang pria ini hanya mengantongi Rp 60 ribu hingga Rp 120 ribu dalam satu hari. Untuk makan saja tidak cukup selama satu bulan.
Akan tetapi di kala hujan turun, dirinya tidak akan bisa bekerja. Karena pengunjung Masjid tidak akan ada yang ingin sepatunya disemir olehnya, sebab nanti akan kotor lagi.
"Untuk hasilnya, tidak seberapa. Namun walaupun begitu saya tetap berusaha dengan mencari pekerjaan serabutan lainnya apabila ada membutuhkan tenaganya. Hal ini saya lakukan untuk menyambung hidup," ujarnya.
"Beruntung pihak masjid Al Muhajirin, Tiban BTN Sekupang ini bisa menampung saya untuk bertempat tinggal di sini, sehingga saya tidak perlu mencari biaya untuk tempat tinggal," terangnya.
Sugyantoro berharap bisa mengumpulkan modal untuk membuka usaha Es Dawetnya lagi.
Namun dirinya belum bisa mengumpulkan modal itu ditengah pekerjaannya yang saat ini hanya jasa semir sepatu di Masjid, karena untuk makan saja masih kurang bagi kebutuhanya sehari-hari.
Berbagai cara telah dirinya lakukan, salah satunya meminta bantuan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Batam untuk meminjam modal.
Namun memerlukan jaminan, saaat itu dirinya memberikan zaminam kendaraan becak motor Es Dawet miliknya.
Akan tetapi gagal, karena minimal jaminan yang diberikan BPKB kendaraan tahun muda, sementara kendaraannya tahun 2008 dan BPKB-nya pun hilang dicuri maling saat dirinya kemalingan.
"Sudah mencoba beberapa cara, baik itu berkomunikasi dengan Pak Lurah dan Dinas Terkait. Namun semuanya gagal," kenangnya.
Dia pun berharap Pemerintah bisa membantunya untuk modal usaha dan pemukiman selayaknya.
Sebab saat ini, ia tidak punya modal dan tidak punya apa-apa dan hanya tinggal di Masjid al Muhajirin Tiban BTN, Sekupang.
"Saya sangat berharap bantuan dari pemerintah untuk memberikan modal kepada saya untuk membuka usaha Es Dawet saya lagi, karena skill saya hanya usaha membuat Es Dawet. Supaya saya bisa berdagang Es Dawet dan bisa mengirim sedikit uang buat anak saya di Jakarta," ungkap Sugyantoro dengan penuh harapan. (*)