Remaja Berondong Teman-temannya di Kampus, 18 Tewas dan Puluhan Luka-luka

Selain menggunakan senapan, Roslyakov juga memasang bom paku buatan sendiri di kantin yang meledakkan jendela tetapi tidak membunuh siapapun

kolase/AFP/DailyMail
Remaja yang diduga melakukan penembakan di sebuah sekolah di Crimean, negara pecahan Uni Soviet. 

Namun politisi Krimea yang melarikan diri ke Ukraina yang dirampas Rusia pada tahun 2014, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Seorang anggota parlemen Krimea, Vladimir Konstantinov juga menduga Kiev berada di balik kekejaman itu.

"Seluruh kejahatan yang terjadi di tanah Krimea pantas diduga berasal dari pihak berwenang Ukraina," katanya.

Senator Franz Klintsevich, anggota komite keamanan Rusia menafikan bahwa sewrangan itu terkait dengan kelompok ISIS.

"Ini lebih seperti jejak Ukraina. Itu bisa berupa struktur resmi atau nasionalis gila, yang siap melakukan apa saja untuk mengungkapkan kebencian mereka terhadap Rusia."

Presiden Rusia Vladimir Putin, pada pertemuan di selatan resor Sochi di Rusia bersama pejabat Mesir mengungkapkan duka cita atas peristiwa itu.

"Ini jelas merupakan kejahatan," katanya, "Motifnya akan diselidiki secara hati-hati."

Direktur sekolah, Olga Grebennikova, menggambarkan suasana yang dia temui ketika memasuki gedung kampus setelah serangan itu.

Namun Olga tidak tahu jika pelakunya hanya satu orang dan melemparkan tuduhan sebagai aksi kelompok teroris.

"Itu adalah tindakan nyata terorisme. Mereka meledak dalam lima atau 10 menit setelah aku pergi. Mereka meledakkan segala sesuatu di aula, kaca berterbangan."

"Mereka kemudian berlari melemparkan semacam peledak ke sekeliling, dan kemudian berlari mengelilingi lantai dua dengan senjata, membuka pintu kantor, dan membunuh siapa pun yang bisa mereka temukan."

Segera setelah serangan itu, para pejabat Rusia mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan terorisme di balik serangan, namun menariknya kembali.

Kekacauan akibat bom paku

Anastasia Yenshina, seorang mahasiswa berusia 15 tahun di kampus, mengatakan dia berada di toilet lantai dasar gedung dengan beberapa teman ketika dia mendengar suara ledakan.

"Aku keluar, banyak debu dan asap, aku tidak mengerti, aku sudah tuli," katanya. "

Semua orang mulai berlari. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Kemudian mereka menyuruh kami meninggalkan gedung melalui gimnasium."

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved