PIALA AFF 2018

PIALA AFF 2018 - Lima Hal Ini Tak Boleh Terulang saat Indonesia vs Tomor Leste, Selasa Malam

Punya segudang pemain yang memiliki skil di atas pemain lawan, menguasai pertandingan, namun Timnas Indonesia miskin serangan

The New Paper
Harris Harun, gelandang Timnas Singapura yang membuat Indonesia bertekuk lutut pada pertandingan pertama penyisihan Grup B Piala AFF 2018 

Mental bertanding timnas Indonesia yang sebagian besar berisi pemain terbaik dari klub profesional justru seperti frustasi di tengah tekanan lawan.

4. Miskin Strategi

Pelatih timnas U-23, Luis Milla mengobrol santai dengan asistennya Bima Sakti menjelang dimulainya laga uji coba melawan timnas U-23 Indonesia di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (31/7/2018).
Pelatih timnas U-23, Luis Milla mengobrol santai dengan asistennya Bima Sakti menjelang dimulainya laga uji coba melawan timnas U-23 Indonesia di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (31/7/2018). (BOLASPORT.COM)

Sudah lama Indonesia bermain dengan formasi 4-2-3-1 ala Luis Milla.

Hal ini seperti sudah menjadi pakem yang justru kemudian bisa dipelajari oleh lawan.

Dalam pertandingan lawan Singapura, pelatih Bima Sakti sama sekali tak mengubah hal tersebut hingga akhir laga, meskipun sudah terlihat mandul di babak pertama.

Hal ini terjadi, entah karena Bima Sakti tak berani, atau memang Indonesia tak punya strategi lain.

Dua pergantian dilakukan sama sekali tak mengubah taktik, satu pergantian dilakukan justru karena cedera, bukan karena perbaikan strategi oleh pelatih.

5. Emosi Belum Terkendali

I Putu Gede Juni Antara, dua kali dapat kartu kuning kontra Singapura.

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan, para pemain timnas Indonesia mudah terpancing emosinya saat kehilangan bola atau jika ada kawannya yang dijegal lawan.

Bahkan, emosi ini semakin meningkat di menit-menit akhir laga sehingga banyak pemain Indonesia membuat pelanggaran yang tak perlu.

Akibatnya, Singapura mendapat keuntungan karena otomatis waktu semakin terulur-ulur dan mereka melihat bahwa pemain Indonesia mudah panik.

Kartu merah yang diterima Putu Gede seperti hanya jadi sedikit gambaran mengenai emosi timnas Indonesia yang belum terkendali.

Pelatih Bima Sakti dan tim sepertinya harus segera membenahi hal ini andai tak ingin hal tersebut terus terjadi, karena pertandingan masih panjang.

Apalagi menghadapi Timor Leste yang memiliki tipikal keras dalam bertanding, jika hal ini tidak diperbaiki, hanya akan merugikan Indonesia.

Bagi Timor Leste, bisa mencuri 1 poin saja di kandang Indonesia, akan mengangkat pamor mereka untuk pertandingan berikutnya.

Sedangkan bagi Indonesia, hasil seri --apalagi kalah-- akan menjadi mimpi buruk.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved