OPM Tantang TNI/POLRI Perang Revolusi Pada 2021 di Papua, Jubir Kodam Papua: Kami Siap Kapan Saja!

Organisasi Papua Merdeka (OPM) menantang TNI/POLRI untuk perang revolusi pada 2021 di Papua. TNI pun menjawab tantangan tersebut .

Tribunnews
Sebanyak 31 pekerja jembatan di Papua dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB pimpinan Egianus Kogoya pada Minggu (2/12/2018). 

"Kita selalu siap kapan saja. Saya berharap mereka bukan pecundang. Artinya hanya sekadar bicara. Mari berhadapan secara jantan, kita siap menghadapi, TNI siap menghadapi demi menjaga kedaulatan negara ini, kami siap," kata Aidi.

Papua diintegrasikan ke wilayah Indonesia melalui apa yang disebut Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969, yang hasilnya diakui oleh PBB.

Separatisme adalah salah satu masalah yang terjadi di pulau tersebut.

Pemerintah Indonesia antara lain mengalokasi dana khusus triliunan rupiah sejak 2001 untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua, melalui skema dana otonomi khusus.

Sejumlah pihak mengatakan dana otonomi khusus "tidak tepat sasaran dan harus sehera dievaluasi".

Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Joko Widodo menggenjot pembangunan infrastruktur antara lain proyek Trans Papua.

Sebby mengatakan pihaknya tidak membutuhkan pembangunan prasarana dan hanya ingin "merdeka di tanah sendiri."

Dana Puluhan Triliun Dikucurkan

Sementara, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) menyebut puluhan triliun rupiah yang dikucurkan tiap tahun tak berdampak pada kesejahteraan warga asli Papua.

Ia juga mempertanyakan mengapa di Papua tak dimungkinkan partai daerah, sebagaimana di Aceh.

Ketua MRP, Timotius Murib, menyebut, sampai sekarang Papua masih mencatat angka kemiskinan terbesar, sekitar 21%.

"Ekonomi orang Papua sangat buruk dan tidak kelihatan. Misalnya bahan makanan lokal, di mana bupati harus kreatif memberdayakan sumber daya alam dan bagaimana agar akses ke masyarakat punya pendapatan perkapita. Tapi untuk ciptakan itu sangat susah," ujar Timotius kepada BBC News Indonesia, Rabu (21/11/2018) lalu.

Dalam pantauan Timotius, layanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masih minim.

Baca: Jadi Korban Aparat BNN Gadungan, 2 Wanita di Batam Diperdayai dan Diajak Nyabu Bareng di Hotel

Baca: Sudah Tak Berdaya, Korban Tetap Dihajar. Simak 6 Fakta Video Viral Cewek Remaja Hajar Cewek Remaja

Baca: Rumahnya Kerap Diserang Teror Aneh dan Tak Masuk Nalar, Ruben Onsu Ngaku Pasrah dan Ikhlas

Dia mencontohkan pemanfataan sumber daya alam oleh kepala dearah, tidak meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Selain itu, ada pula penggunaan dana otsus yang menurutnya tidak tepat sasaran.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved