TSUNAMI BANTEN
Selat Sunda Ternyata Memang Rawan Kena Tsunami. BMKG Sudah Pasang 7 Sirine Peringatan Tsunami
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di AS.
Terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi.
Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami.
Sejumlah 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di bawah laut.
Nah, melihat hal ini, beberapa saat setelah gempa Donggala dan tsunami Palu pada Jumat (28/9/2018), BMKG telah memberitahu wilayah Indonesia mana yang rawan tsunami.

Seperti dilansir Kompas.com (13/10/2018), Direktur Magister Studi Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana UGM, Prof Sudibyakto, menyatakan bahwa Bali sebenarnya punya potensi besar diterjang tsunami.
Bali pun rawan terkena gempa karena berada di posisi cincin api pasifik.
"Bali termasuk daerah berisiko kena tsunami tinggi dengan pantai dataran rendah, tapi untungnya dilindungi oleh pulau Jawa dan Sumatera dari kejadian tsunami di samudera Hindia tahun 2004,” ujarnya.
Melihat peta yang dimaksud BMKG, terlihat bahwa daerah Selat Sunda masuk menjadi daerah rawan tsunami.
BMKG Gorontalo
Peta sebaran sirine tsunami yang dipasang di 18 Provinsi di Indonesia. Daerah yang telah dipasang alat ini daerah yang pernah mengalami bencana gempa bumi dan tsunami.
Tercatat juga, di daerah tersebut telah dipasangi Sirine atau remote terminal unit (RTU). Diketahui sirine itu merupakan salah satu perangkat pendukung dalam peringatan dini datangnya tsunami di daerah.
BMKG sendiri mengelola 52 unit sirine di 18 provinsi yang rawan bencana tsunami di seluruh Indonesia. Di mana ada 2 unit di Lampung, 3 unit di Banten, dan 2 unit di Jawa Barat. (*)