Tsunami Ternyata Tak Hanya Mematikan, Tapi Juga Munculkan 4 Dampak Ini Bagi Kehidupan Bawah Laut

Tsunami bisa membahayakan manusia yang hidup di sekitar wilayah tepi pantai, karena ia datang dengan cepat sehingga bisa menyeret manusia.

MaxPixel's contributors
Ilustrasi hewan di bawah laut saat terjadi tsunami 

TRIBUNBATAM.id - Belakangan ini tepatnya usai bencana tsunami di Palu dan Banten, segala sesuatu yang terkait dengan tsunami menarik perhatian masyarakat terutama di Indonesia.

Tsunami adalah bencana alam berupa gelombang atau serangkaian gelombang air dalam jumlah besar yang berpindah secara tiba-tiba dalam waktu yang cepat.

Tsunami bisa terjadi karena banyak sebab, misalnya gempa bumi, meteor jatuh, atau erupsi gunung berapi.

Bencana alam tsunami bisa membahayakan manusia yang hidup di sekitar wilayah tepi pantai, karena ia datang dengan cepat sehingga bisa membuat manusia terseret ombak.

Kemudian, benda-benda yang ada di daratan juga bisa tertarik kembali ke laut dan mengotori ekosistem di laut.

Baca: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Kapal dan Wisatawan Dilarang Melintas Atau Dekati Pulau Krakatau

Baca: Steve Emmanuel Dipastikan Beli Kokain dari Sindikat Narkotika Internasional

Baca: Januari Nanti Bakalan Ada Super Blood Moon, Apakah Bisa Disaksikan di Indonesia?

Baca: Dituding Mata-Mata China, Mulai 2019 Donald Trump Larang Perusahaan AS Gunakan Huawei dan ZTE

Kalau terjadi tsunami, bagaimana nasib makhluk hidup yang tinggal di laut, ya?

Ekosistem makhluk hidup di dalam laut juga terpengaruh oleh tsunami.

Simak beberapa dampak tsunami bagi penghuni lautan:

Dasar Laut

Tsunami bisa mengikis sedimen di dasar laut, ini adalah tempat tinggal hewan kecil seperti krustasea, cacing, dan siput laut.

Sedimen di dasar laut ini juga bisa menutupi cahaya matahari yang dibutuhkan oleh terumbu karang.

Terumbu Karang

Terumbu karang yang hidup di laut juga terkena dampaknya, meskipun karang merupakan pemecah ombak alami di laut.

Misalnya saat tsunami di Samudra Hindia tahun 2004 lalu, penelitian menunjukkan kalau karang-karang mati.

Namun sebelumnya sudah rusak karena aktivitas penangkapan ikan yang berbahaya.

Meski begitu, di tahun-tahun berikutnya, terumbu karang yang tersisa kembali sehat dan mulai berkembang biak.

Tumbuhan dan Hewan di daerah intertidal

Kelompok yang ada di bagian intertidal atau daerah pasang tertinggi dan surut terendah, terkena dampak paling berbahaya tsunami, nih.

Misalnya hutan bakau yang di bawahnya ada ikan-ikan kecil atau hewan krustasea.

Saat tsunami melanda Jepang di tahun 2011, rumput laut yang hidup di bawah laut menjadi rusak dan membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa kembali sehat.

Datangnya spesies baru

Gelombang tsunami bisa memindahkan puing dan isi laut dari satu tempat ke tempat lainnya.

Misalnya waktu tsunami di Jepang,algae yang menempel di puing-puing di laut, terbawa sampai perairan Oregon di Amerika Serikat.

Ini bisa membuat populasi baru dan bisa menggantikan spesies asli yang ada di sana.

Dalam beberapa kasus tsunami, ikan-ikan dan satwa laut juga bisa terdampar di tepi pantai, teman-teman.

Misalnya ketika bencana tsunami Selat Sunda kemarin, ada beberapa ekor penyu yang terdampar di daratan, namun bisa dikembalikan ke lautan oleh tim penyelamat.

Namun ada juga makhluk hidup  yang lebih cepat menyelamatkan diri seperti algae dan anemon yang menempel d batu.

Mamalia laut seperti lumba-lumba dan singa laut juga bisa dengan cepat berenang menuju dasar laut. MerekaMerek merasakan kalau tsunami disebabkan gempa yang asalnya dari bawah laut. (BOBO.GRID.ID)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved