Aa Jimmy & Keluarga Tergulung Tsunami saat Makan, Simak Kesaksian 2 Korban Selamat Tsunami Banten
Agung, korban selamat tsunami Banten menceritakan kesaksiannya saat air laut menggulung dirinya, personel Seventeen serta Aa Jimmy dan keluarga.
"Berarti mereka yang ada di situ aja melihat ombak tinggi tidak sempat ngapa-ngapain ya," ucap Ivan Gunawan.
Cerita Korban Selamat Tsunami Banten dari Terseret Ombak hingga Pingsan: Saya Ngerasa Sakit

Slamet Purwanto (48), satu pegawai PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB) memiliki pengalaman kelam setelah berhasil selamat dari tsunami yang menghantam Banten pada Sabtu (22/12/2018).
Dari mulai terseret ombak sejauh 1 kilometer ke bagian tengah Pantai Tanjung Lesung, tenggelam, berenang di antara jasad menggunakan balok hingga berhasil tiba di daratan dalam waktu nyaris satu jam.
Setibanya di daratan bersama satu kru Event Orgnaizer (EO) yang menangani Family Gathering PLN UIT JBB, Slamet masih harus dibuat terkejut melihat kondisi daratan yang sudah porak-poranda.
Di antara puing dan tenda yang digunakan band Seventeen tampil, Slamet menyaksikan sejumlah jasad yang tergeletak sehingga dia harus berhati-hati melangkah.
"Sampai daratan itu kondisinya sudah berantakan, banyak puing dan bekas tenda yang digunakan saat acara. Di tenda itu banyak jasad, saya hampir nginjek jasad karena kondisinya gelap," kata Slamet di RS Puri Cinere Depok, Senin (22/12/2018).
Rasa kalut mengiringi langkahnya menjauh dari pantai guna menyelamatkan diri, hanya keinginan untuk menjauh dari pantai kala melihat ombak yang masih menggulung dan jasad yang terkapar.
Langkahnya tertuju pada kilau lampu gedung yang berada cukup jauh dari daratan dan sebelumnya digunakan sebagai petunjuk arah waktu berenang ke daratan.
"Pikiran saya menjauh dari laut dulu lah, saya jalan dalam kondisi pincang. Enggak tahu kenapa bisa luka, karena pas ombak datang saya langsung terseret dan pingsan. Pas sadar itu baru saya ngerasa sakit," ujarnya.
Tak mudah bagi pria yang bertugas Staf Pemeliharaan Gardu Induk PLN UIT JBB untuk tiba di daratan dan akhirnya kini terbaring lemah di kamar 529 RS Puri Cinere Depok.
Upaya Slamet berenang menuju daratan sempat terhalang karena sekira lima meter sebelum tiba di daratan ombak kembali menggulung lalu menyeretnya hingga 800 meter ke tengah laut.
Lantaran ombak datang dari belakang, Slamet tak mengetahui pasti berapa ketinggian ombak kedua yang membuat upaya menyelamatkan dirinya tertunda.
"Sekitar lima meter sebelum daratan itu ada ombak kedua, kebawa saya lagi ke pantai. Kurang lebih 700-800 meter saya kebawa. Saya enggak tahu setinggi apa ombaknya karena datang dari belakang," tuturnya.
Perihal kondisinya, Slamet mengatakan hasil pemeriksaan dokter RS Puri Cinere menyatakan bahwa dia tak menderita patah tulang atau cedera kepala dalam.