Pembunuh Berantai Wanita di China Selama 10 Tahun Dieksekusi Mati. Gao Chenyong Terkenal Sadis

Gao Cengyong, pembunuh berantai sadis terhadap wanita selama satu dekade, sehingga dijuluki “Jack the Ripper” China, akhirnya dieksekusi mati

Shanghai Ist
Gao Chengyong, pembunuh berantai terkenal sadis yang dijuluki Jack The Ripper China 

TRIBUNBATAM.id, BEIJING - Gao Chengyong, pria yang menjadi pembunuh berantai yang sadis terhadap wanita selama satu dekade, sehingga dijuluki “Jack the Ripper” China, akhirnya dieksekusi mati, Kamis (3/1/2018).

Gao Chengyong yang berusia 55 tahun ini sangat terkenal di China karena kekejamannya terhadap 11 gadis cilik berusia 8 hingga 11 tahun selama 10 tahun lamanya.

Gao Chengyong memperkosa korbannya, kemudian memutilasi bagian pribadi korban di Sungai Kuning.

Pembunuh berantai ini meneror China utara pada periode 1998 hingga 2002 sehingga ia dijuluki sebagai "Jack the Ripper" China.

Jack the Ripper adalah julukan pembunuh berantai paling terkenal dan kejam di kawasan miskin di sekitar distrik Whitechapel, London, pada tahun 1888.

Julukan ini berasal dari sebuah surat yang ditulis oleh seseorang yang mengaku sebagai pembunuh, yang kemudian disebarkan di negara tersebut.

Selama persidangan pada Juli 2017, Gao Chengyong mengaku telah memperkosa dan membunuh 11 wanita antara tahun 1988 dan 2002.

Polisi mengatakan bahwa ia menargetkan wanita muda yang berpakaian merah dan hidup sendirian.

Dia akan mengikuti mereka pulang, memperkosa mereka, dan membunuh mereka.

Jack the Ripper London dan Gao, seperti dilansir TribunBatam.id dari Shanghai Ist mirip, memotong leher korbannya dan memutilasi tubuh mereka, termasuk memotong bagian-bagian organ reproduksi mereka.

Aksi Gao ini terlah menimbulkan ketakutan Kota Baiyin di Provinsi Gansu di timur laut China.

Para perempuan, sebelum Gao tertangkap, tidak berani keluar rumah tanpa pengawalan laki-laki.

Korban termuda Gao baru berusia 8 tahun.

Kejahatan tersebut pertama kali terungkap pada tahun 2004 namun polisi bersusah-payah mengungkapkan kematian sejumlah gadis di kota itu.

Bahkan polisi menawarkan hadiah 200 ribu yuan bagi yang bisa memberikan informasi tentang pembunuhan berantai ini, namun tidak ada petunjuk yang menjanjikan.

“Tersangka melakukan penyimpangan seksual dan membenci wanita. Dia tertutup dan tidak ramah, tetapi sabar,” kata polisi saat itu.

Gao Chengyong di persidangan, mengaku memutilasi 11 wanita

Pada tahun 2016, polisi memutuskan untuk membuka kembali dokumen lama, menggunakan teknologi baru untuk memeriksa kembali bukti DNA dari TKP.

Penangkapan Gao pun terungkap secara kebetulan, ketika pamannya ditangkap karena kejahatan ringan.

Sampel DNA yang dia berikan kemudian memberi petunjuk kepada polisi sehingga mulai menyelidiki para kerabatnya, dan akhirnya menemukan Gao.

Polisi mulai memusatkan perhatian pada Gao yang didaftarkan sebagai tinggal di kampung halamannya di Qingcheng, sekitar 120 km dari Baiyin.

Gao bekerja di sebuah sekolah kejuruan lokal dan merupakan ayah dari dua anak.

Pada tahun 1988, tahun yang sama dengan kelahiran putra pertamanya, Gao melakukan pembunuhan pertamanya.

Ia membunuh seorang wanita berusia 23 tahun dengan menikamnya sebanyak 26 kali dan memotong lehernya di dalam rumahnya sendiri.

Gao mengatakan kepada polisi bahwa dia membunuh wanita itu karena ketahuan saat hendak mencuri di rumah wankita itu.

Putra pertama Gao tidak pernah benar-benar mengenal ayahnya --hanya bertemu sekali dengannya -- tetapi terkejut mendengar apa yang telah dilakukan ayahnya.

"Saya tidak tahu harus berkata apa, atau bagaimana menghadapinya," katanya. "Saya sudah menerima kenyataan itu, tetapi saya tidak mengerti mengapa dia melakukannya."

Salah satu sepupu Gao mengatakan bahwa Gao telah merawat ayahnya yang lumpuh pada 1980-an.

Putra Gao yang lebih muda mengatakan bahwa ayahnya melalui masa muda yang pahit setelah mimpinya menjadi pilot gagal karena "alasan politik."

Tetangga Gao sangat terkejut dengan apa yang telah dilakukannya.

Penduduk setempat menggambarkan Gao sebagai lelaki yang tertutup, jujur, dan pendiam dan suka berjudi.

Sketsa wajah Gao Chengyong, beru terungkap tahun 2016

“Dia tidak pernah mengungkapkan apa yang sebenarnya dia maksudkan ketika berbicara. Tetapi saya tidak pernah tahu dia menyembunyikan begitu banyak, ”kata seorang tetangga.

Tetangga lain mengungkapkan bahwa Gao pernah berbicara tentang legenda seputar pembunuh berantai Baiyin, tetapi tidak pernah bisa membayangkan bahwa Gao adalah pelakunya.

Maret lalu, Gao dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Baiyin karena perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, dan mutilasi mayat.

Hakim juga memutuskan bahwa keluarga masing-masing korban harus menerima 39.947 yuan sebagai kompensasi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved